Perbedaan SSW (i) dan SSW (ii), Cek Disini!

Perbedaan SSW (i) dan SSW (ii), Cek Disini!

Perbedaan SSW (i) dan SSW (ii), Cek Disini! Program ini mencakup berbagai sektor pekerjaan, dengan 5 bidang paling diminati yaitu perawatan, pengasuhan perempuan, pertanian, manufaktur, serta pelayanan makanan dan minuman.

Specified Skilled Workers(SSW) atau Pekerja Berketerampilan Spesifik merupakan status izin tinggal yang dibuat agar orang asing dapat berkiprah lebih lanjut di Jepang. Pada bulan April 2019, Jepang menetapkan status izin tinggal baru, yakni Pekerja Berketerampilan Spesifik (SSW ), untuk menerima pekerja asing yang siap bekerja di beberapa bidang industri Jepang tanpa pelatihan. Situs web ini memuat informasi bagi mereka yang ingin berkiprah di Jepang dengan memanfaatkan keahlian dan keterampilan yang telah dipelajari selama ini. Mari Bekerja di Jepang di Bawah Skema SSW.

Perbedaan SSW (i) dan SSW (ii), Cek Disini!

Tokutei ginou adalah suatu program yang terkait dengan visa atau ijin tinggal di Jepang. Dengan adanya program tersebut visa atau ijin tinggal di Jepang bertambah dua yaitu Specified Skilled Workers 1 atau SSW I dan Specified Skilled Workers 2 atau SSW II.

Biasa disebut visa keterampilan khusus, merupakan visa kerja untuk para pekerja asing dengan ketrampilan spesifik seperti konstruksi, pertanian, perikanan, dan lain sebagainya.

Dengan adanya program ini meningkatkan kesempatan untuk dapat bekerja di Jepang selain dengan jalur kerja magang ataupun pekerja profesional yang persyaratannya lebih banyak dan rumit untuk pemula.

Berdasarkan Laporan Publikasi Data PMI Januari s.d. Desember 2024 yang dirilis oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), program Specified Skilled Worker (SSW) telah memfasilitasi penempatan 12.272 pekerja asal Indonesia ke Jepang sepanjang 2024.

SSW (Specified Skilled Workers) atau Tokutei Ginou menarik setidaknya 8.141 Pekerja Migran Indonesia (PMI) selama Januari-Agustus 2024. Terdapat dua kategori Tokutei Ginou yang kerap disebut Tokutei Ginou No. 1 dan Tokutei Ginou No. 2. Umumnya juga disebut SSW (i) dan SSW (ii).

Apa Itu SSW (i) dan SSW (ii)?

Program Tokutei Ginou atau dikenal sebagai SSW terbagi menjadi dua kategori yaitu SSW (i) atau Tokutei Ginou No. 1, dan SSW (ii) atau Tokutei Ginou No. 2.

Sebagian besar pekerja Indonesia di Jepang bekerja melalui skema SSW (i).

Hal itu ditegaskan oleh Subkoordinator Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Ratri Nurinda Kusumawati kepada Ohayo Jepang pada Rabu (2/10/2024).

Pekerja asing yang baru pertama kali bekerja di Jepang melalui izin tinggal Tokutei Ginou biasanya akan mendapatkan status Tokutei Ginou No. 1 atau SSW (i).

Setelah bekerja beberapa waktu, mendapatkan pengalaman kerja, dan memenuhi syarat tertentu, pekerja dapat melanjutkan ke status Tokutei Ginou No. 2 atau SSW (ii).

SSW (i) dan SSW (ii) mempunyai sejumlah perbedaan mulai dari kategori pekerja sampai dukungan kehidupan sehari-hari selama bekerja di Jepang.

Berikut 6 perbedaan utama SSW (i) dan SSW (ii) berdasarkan penjelasan Ratri.

Perbedaan SSW (i) dan SSW (ii)

1. Kategori Pekerja

  • SSW (i): Ditujukan untuk pekerja terampil.
  • SSW (ii): Ditujukan untuk pekerja ahli.

2. Periode Izin Tinggal dan Kerja

  • SSW (i): Maksimal hingga 5 tahun.
  • SSW (ii): Tidak ada batasan waktu.

3. Standar Keterampilan

  • SSW (i): Keterampilan dibuktikan melalui ujian SSW atau dikecualikan bagi alumni program magang Jepang.
  • SSW (ii): Keterampilan dibuktikan melalui ujian SSW sesuai bidang pekerjaan.

4. Tingkat Kemampuan Bahasa Jepang

  • SSW (i): Wajib lulus tes Bahasa Jepang.
  • SSW (ii): Tidak memerlukan tes Bahasa Jepang.

5. Keikutsertaan Keluarga

  • SSW (i): Tidak diperbolehkan membawa keluarga.
  • SSW (ii): Diperbolehkan membawa keluarga selama memenuhi persyaratan.

6. Dukungan Kehidupan Sehari-Hari

  • SSW (i): Mendapatkan dukungan dari Pemberi Kerja atau Registered Supporting Organization (RSO).
  • SSW (ii): Tidak mendapatkan dukungan tersebut.

Bila sudah pernah mengikuti SSW (i), pekerja dapat mengikuti ujian keterampilan untuk SSW (ii) sesuai bidang yang akan dilamar, lalu melamar lowongan kerja SSW (ii).

Peluang Peningkatan Karier

Pekerja yang telah menyelesaikan program SSW (i) memiliki peluang untuk melanjutkan ke program SSW (ii).

Bila sudah pernah mengikuti SSW (i), pekerja dapat mengikuti ujian keterampilan untuk SSW (ii) sesuai bidang yang akan dilamar, lalu melamar lowongan kerja SSW (ii).

Pekerja migran Indonesia mendapatkan peluang kerja lebih terarah dan terstruktur di Jepang dengan program SSW, sesuai dengan kebutuhan industri dan kualifikasi mereka.

Program ini juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan stabilitas karier di luar negeri.

Perbedaan SSW (i) dan SSW (ii), Cek Disini!

Informasi selengkapnya mengenai SSW dari cara mendaftar kerja di Jepang sampai jadwal ujian SSW dapat kamu cek di situs web BP2MI (https://bp2mi.go.id/).

Peluang Karir Perawat Lansia di Jepang, Gaji Bulanan Rata-rata Minimal 223.531 yen per bulan

Peluang Karir Perawat Lansia di Jepang, Gaji Bulanan Rata-rata Minimal 223.531 yen per bulan

Peluang Karir Perawat Lansia di Jepang, Gaji Bulanan Rata-rata Minimal 223.531 yen per bulan. Dengan populasi usia 65 tahun ke atas mencapai 29,3 persen dari total penduduk, peluang karir di sektor ini semakin terbuka, terutama bagi pekerja asing.

Jepang merupakan salah satu negara yang sangat maju dalam bidang kesehatan, termasuk di dalamnya adalah sektor keperawatan. Dengan populasi yang menua dengan cepat, kebutuhan akan tenaga medis, terutama perawat, meningkat secara signifikan. Hal ini menjadikan Jepang sebagai tujuan yang menarik bagi banyak perawat dari berbagai negara yang ingin mengejar karier di bidang ini.

Peluang Karir Perawat Lansia di Jepang, Gaji Bulanan Rata-rata Minimal 223.531 yen per bulan

Jepang menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan tenaga perawat lansia atau kaigo akibat meningkatnya jumlah lansia di negara tersebut.

Menjadi perawat di Jepang merupakan pekerjaan impian. Sebab, gaji perawat di negara berjuluk Negeri Sakura tersebut terbilang tinggi. Apalagi, saat ini, permintaan tenaga kerja perawat di Jepang untuk memenuhi permintaan rumah sakit juga sangat tinggi.

Jepang dikenal dengan sistem kesehatan yang maju dan kualitas hidup yang tinggi. Jika kita tertarik untuk menjadi perawat di Jepang, ada beberapa syarat dan langkah penting yang perlu kita ketahui. Artikel ini akan memandu kita melalui persyaratan dan proses yang diperlukan untuk memulai karier sebagai perawat di Negeri Sakura.

Namun, ada tantangan yang juga harus dihadapi dalam profesi ini.

Peluang Karir Perawat Lansia di Jepang, Gaji Bulanan Rata-rata Minimal 223.531 yen per bulan

Gaji dan Insentif Perawat Lansia

Perawat lansia di Jepang memiliki gaji bulanan rata-rata sekitar 220.000 hingga 250.000 yen, tergantung pada pengalaman dan lokasi kerja. Perawat orang lansia atau kaigo sebagai Specified Skilled Worker (SSW) di Jepang memiliki gaji bulanan rata-rata 223.531 yen atau Rp 23 juta-an (kurs 11/1/2025).

Data tersebut berdasarkan hasil survei Immigration Services Agency atau Badan Layanan Imigrasi Jepang yang dilakukan pada 2021 kepada pekerja asing dalam kategori Tokutei Ginou atau SSW. Selain itu, beberapa pemberi kerja menawarkan bonus dan insentif finansial lainnya. Program pemerintah seperti Specified Skilled Worker (SSW) telah memfasilitasi perekrutan perawat asing, memberikan peluang stabil secara finansial kepada mereka yang memenuhi kualifikasi.

Persyaratan dan Kualifikasi untuk Menjadi Perawat Lansia

Pekerja asing harus memenuhi sejumlah persyaratan yang telah ditetapkan untuk bekerja sebagai perawat lansia di Jepang, di antaranya:

1. Lulus Ujian Evaluasi Keterampilan Perawatan Lansia

Ujian ini menguji pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperlukan dalam pekerjaan perawatan.

2. Kemampuan Bahasa Jepang

Calon pekerja harus lulus salah satu dari ujian berikut:

  • JFT-Basic dari Japan Foundation
  • JLPT N4 atau lebih tinggi
  • Ujian Evaluasi Bahasa Jepang untuk Perawatan Lansia

3. Pendidikan dan Pelatihan

Calon kaigo dengan kriteria berikut dapat dibebaskan dari beberapa ujian:

  • Telah mengikuti pelatihan bahasa Jepang selama lebih dari enam bulan di fasilitas pelatihan pekerja perawatan.
  • Menyelesaikan kurikulum praktek perawatan selama 450 jam dalam dua tahun.

Peluang Karir Perawat Lansia di Jepang, Gaji Bulanan Rata-rata Minimal 223.531 yen per bulan

Tantangan dan Peluang bagi Pekerja Asing

Profesi perawat lansia memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Selain perawatan fisik, perawat harus memiliki kemampuan untuk menangani perawatan mental pasien. Pekerjaan ini membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik, pengalaman, serta kemampuan untuk menghadapi situasi yang menantang.

Meskipun gaji dan insentif menarik, profesi ini juga memiliki tantangan besar, terutama dalam memenuhi standar keterampilan dan bahasa. Namun, kekurangan tenaga kerja di Jepang memberikan peluang besar bagi pekerja asing yang memiliki dedikasi dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Pemerintah Jepang menargetkan mendatangkan lebih dari 50.000 perawat lansia melalui program SSW. Hingga Agustus 2024, tercatat sekitar 39.000 orang telah diterima melalui program ini. Pemerintah Jepang menyediakan subsidi sebesar 270 juta yen untuk perusahaan yang merekrut perawat asing untuk mendukung program tersebut.

Karir sebagai perawat lansia di Jepang memberikan peluang besar bagi pekerja asing, terutama dalam konteks kekurangan tenaga kerja yang signifikan. Dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan memiliki dedikasi tinggi, profesi ini dapat menjadi pilihan karir yang stabil dan menguntungkan.

Persyaratan Menjadi Perawat di Jepang

Bagi kamu yang berminat menjadi perawat di Jepang, berikut beberapa persyaratan yang harus dipenuhi:

  1. Batas usia maksimal tidak lebih dari 35 tahun.
  2. Untuk perawat rumah sakit harus lulusan D3/D4/S1 keperawatan dan wajib ners. Sedangkan untuk perawat lansia harus lulusan D3/D4/S1 keperawatan atau ners.
  3. Bagi wanita tidak pernah membuat tato, sedangkan laki-laki tidak pernah membuat tato dan tidak pernah bertindik.
  4. Bersedia ditempatkan sebagai perawat rumah sakit ataupun carework dan harus membuat surat pernyataan sebagai bukti.
  5. Khusus untuk posisi perawat rumah sakit, harus memiliki STR yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang dan pengalaman kerja minimal dua tahun sejak terbit STR.

Dokumen yang Dibutuhkan

Selain harus memenuhi persyaratan di atas, kamu juga wajib untuk mempersiapkan dokumen yang diperlukan. Untuk rinciannya, antara lain, yakni sebagai berikut:

  1. Kartu Identitas (KTP);
  2. Ijazah pendidikan terakhir lengkap dengan transkrip nilai yang sudah dilegalisir;
  3. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dan legalisir;
  4. Surat Pencari Kerja atau AK-1 dan legalisir;
  5. Surat Keterangan Sehat asli dari dokter dan legalisir;
  6. Pas foto terupdate dengan background putih;
  7. Paspor yang masih aktif;
  8. Surat izin dari orang tua/wali/suami/istri yang ditandatangani diatas materai Rp10.000 yang diketik manual atau komputer wajib diketahui Lurah atau Kepala Desa;
  9. urat pernyataan tidak akan mengundurkan diri setelah dinyatakan lulus matching yang ditandatangani diatas materai Rp10.000, diketik manual atau komputer dan wajib diketahui oleh orang tua/wali/suami/istri;
  10. Sertifikat bahasa Jepang level N5 asli dan legalisir yang dikeluarkan oleh JLPT.

Peluang Karir Perawat Lansia di Jepang, Gaji Bulanan Rata-rata Minimal 223.531 yen per bulan

Langkah-langkah Mendaftar sebagai Perawat

Jika kamu ingin menjadi perawat di Jepang, kamu bisa mengikuti program G to G. Pendaftaran program G to Gini biasanya dibuka pada Februari hingga Mei di setiap tahunnya. Jika pendaftaran telah dibuka, Hunters bisa mengikuti langkah-langkah mendaftar berikut ini:

  1. Melakukan registrasi dengan mengunjungi laman berikut.
  2. Setelah melakukan registrasi, selanjutnya kamu harus melakukan verifikasi dokumen di salah satu kantor BP3MI di Indonesia. Apabila verifikasi lolos, kamu bisa mengikuti tes tertulis.
  3. Jika lolos tes tertulis, tahapan selanjutnya adalah proses Matching yakni pertemuan antara pihak rumah sakit di Jepang dengan pendaftar. Pada pertemuan ini kamu bisa memilih rumah sakit umum atau rumah sakit lansia sesuai dengan kebutuhan yang tersedia.
  4. Setelah melalui proses matching, kamu akan melakukan medical check up di rumah sakit yang telah ditentukan untuk memastikan kondisi pelamar sehat.
  5. Tahapan selanjutnya adalah mengikuti pelatihan bahasa Jepang selama 6 bulan di Jakarta. Pada tahap ini kamu akan mendapatkan fasilitas berupa asrama, makan dan uang saku 10 dolar AS per hari.
  6. Setelah selesai mengikuti pelatihan, kamu akan menjalani ujian dan medical check-up tahap 2. Apabila lolos, selanjutnya kamu dapat menandatangani kontrak kerja, mengikuti pembekalan selama tiga hari, dan membuat e-KTKLN, dan berangkat ke Jepang.

Apakah kamu termasuk orang yang berminat menjadi perawat lansia di Jepang?

Peluang Karir Perawat Lansia di Jepang, Gaji Bulanan Rata-rata Minimal 223.531 yen per bulan

Sumber : Perawat Lansia di Jepang

Fasilitas Dari Pemerintah Jepang Ketika Kita Kerja di Jepang

Fasilitas Dari Pemerintah Jepang Ketika Kita Kerja di Jepang

Fasilitas Dari Pemerintah Jepang Ketika Kita Kerja di Jepang. Fasilitas dari pemerintah Jepang meliputi bantuan publik, fasilitas untuk penyandang disabilitas, dan kebijakan untuk menarik pekerja asing.

Punya impian bekerja di Jepang? Ingin tahu bagaimana cara mendapat kerja di Jepang? Simak pembahasan tentang prospek karir dan hal-hal menarik mengenai karir di Jepang

Bagi sebagian orang, tinggal dan bekerja di Jepang merupakan salah satu impian besar di dalam hidup mereka. Sampai sekitar sepuluh tahun yang lalu, impian itu mungkin sulit untuk terwujud. Jepang dulunya termasuk salah satu negara yang cukup tertutup dari pekerja asing.

Fasilitas Dari Pemerintah Jepang Ketika Kita Kerja di Jepang

Hanya warga negara asing dengan skill di atas rata-rata dan berkemampuan bahasa Jepang sangat baik saja yang dapat bekerja di negara tersebut. Bisa kamu bayangkan, bagaimana sulitnya warga negara asing untuk menembus pasar kerja Jepang pada saat itu.

Kamu bercita-cita membangun karir di Jepang? Ingin tahu apa saja keuntungan bekerja di Jepang? Bagaimana sih cara membangun karir di Jepang? Yuk kita bahas lebih lanjut.

Untungnya kebijakan tersebut sudah banyak berubah. Jepang saat ini sudah lebih terbuka dan mau menerima lebih banyak warga negara asing untuk bekerja di sana. Hal ini tidak terlepas dari masalah krisis tenaga kerja yang dialami oleh negeri sakura tersebut.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, negara ini menghadapi tantangan besar, termasuk penurunan angka kelahiran dan populasi semakin menua.

Masalah demografis ini menyebabkan berkurangnya tenaga kerja, mendorong pemerintah Jepang untuk mengambil langkah proaktif guna menarik pekerja asing.

Jepang telah lama dikenal karena budayanya yang kaya dan teknologi canggih. Berikut adalah beberapa inisiatif dan kebijakan utama yang diterapkan agar pekerja asing tertarik untuk kerja di Jepang.

Tidak seimbangnya rasio penduduk usia produktif dibandingkan dengan penduduk usia non-produktif membuat banyak perusahaan di Jepang kekurangan tenaga kerja. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 2019 lalu pemerintah Jepang membuat perubahan kebijakan yang membuat warga negara asing untuk lebih mudah mendapat izin untuk tinggal dan bekerja di negara tersebut.

Kabar baiknya lagi, beberapa tahun ke depan Jepang akan semakin membutuhkan tenaga kerja asing. Menurut proyeksi, tahun 2040 nanti Jepang akan membutuhkan sekitar  6,74 juta tenaga kerja asing untuk bekerja di negara tersebut. Angka ini setara dengan empat kali lipat jumlah pekerja asing saat ini. Artinya, peluangmu untuk bisa bekerja di Jepang akan semakin besar.

Fasilitas Dari Pemerintah Jepang Ketika Kita Kerja di Jepang

Kenapa Harus Bekerja di Jepang?

Ada beberapa alasan mengapa Jepang layak dijadikan destinasi negara untuk membangun karir, yaitu:

  • Biaya transportasi ditanggung perusahaan

Kamu tentu sudah tahu kalau salah satu hal positif yang terkenal dari negara Jepang adalah fasilitas transportasinya yang memadai dan sangat tepat waktu. Kalau kamu bekerja di Jepang, kamu pasti akan sering berpergian dengan menggunakan transportasi umum seperti kereta, subway atau bus untuk pergi ke kantor. Asyiknya lagi, biaya transportasi harianmu ini akan dibayarkan oleh perusahaan tempatmu bekerja. Kamu jadi bisa lebih hemat.

  • Asuransi kesehatan

Sama seperti di Indonesia, asuransi kesehatan merupakan salah satu fasilitas yang diberikan perusahaan kepada para pegawainya. Dengan asuransi ini, kamu tidak perlu bingung jika suatu saat harus ke dokter atau mendapat perawatan di rumah sakit.

  • Pekerjaan yang stabil

Perusahaan di Jepang sangat mengedepankan stabilitas. Tidak heran jika kebanyakan pegawai di Jepang hanya bekerja di satu perusahaan saja sejak lulus kuliah hingga pensiun. Menariknya lagi, perusahaan di Jepang juga tidak kalah loyal pada pegawainya. Mereka jarang sekali melakukan pemecatan kepada karyawannya, kecuali jika pegawai tersebut melakukan kesalahan yang sangat fatal. Kalau kamu adalah tipe yang mencari pekerjaan stabil tanpa perlu cemas diberhentikan tiba-tiba, bekerja di Jepang merupakan salah satu opsi yang bagus buatmu.

  • Skill-mu akan terus diasah

Perusahaan-perusahaan di Jepang menganggap bahwa karyawan merupakan adalah aset penting bagi keberlangsungan bisnis mereka. Itu sebabnya, mereka tidak akan ragu mengeluarkan biaya banyak untuk training dan pengembangan karyawan. Kalau kamu kerja di Jepang, kamu bisa mendapat berbagai program pengembangan secara gratis dari perusahaanmu. Bahkan, sebagai karyawan asing kamu juga bisa mendapat bantuan biaya untuk belajar bahasa Jepang dari perusahaan tempatmu bekerja. Jadi jangan khawatir, skill-mu pasti akan terus berkembang jika bekerja di Jepang. 

  • Tempat terbaik untuk berkarir di bidang teknologi dan sains.

Sebagai negara yang unggul di bidang teknologi dan sains, Jepang merupakan destinasi kerja terbaik bagi kamu yang ingin membangun karir di bidang-bidang tersebut. Negara ini juga sangat mendukung riset dan inovasi di bidang sains dan teknologi, sehingga kamu bisa mendapat pengetahuan dan pengalaman yang berharga untuk perkembangan karirmu di masa yang akan datang.

  • Jepang merupakan salah satu negara yang paling nyaman untuk menjadi tempat tinggal.

Rendahnya angka kriminalitas, kondisi transportasi umum yang bisa diandalkan, serta akses kesehatan berkualitas dengan biaya terjangkau juga merupakan faktor-faktor yang membuat Jepang sangat layak dijadikan negara tempat bekerja

Berikut adalah beberapa inisiatif dan kebijakan utama yang diterapkan agar pekerja asing tertarik untuk kerja di Jepang.

Fasilitas Dari Pemerintah Jepang Ketika Kita Kerja di Jepang

1. Pengenalan Program Visa Baru

Pemerintah Jepang memperkenalkan visa “Specified Skilled Worker” (SSW) pada 2019 untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja.

Visa ini memungkinkan pekerja asing berusia 18 tahun ke atas untuk masuk ke Jepang.

Mereka dapat bekerja di industri yang menghadapi kekurangan tenaga kerja, seperti konstruksi, pertanian, perawatan lansia, dan perhotelan.

Tipe visa SSW

  • SSW Tipe 1 untuk pekerja dengan keterampilan dan pengetahuan khusus di industri tertentu.
  • SSW Tipe 2 untuk pekerja dengan keterampilan tinggi. Menawarkan kemungkinan tinggal jangka panjang dan bahkan jalur menuju status penduduk tetap.

 Program visa ini dirancang untuk menyederhanakan proses bagi pekerja asing dan mempermudah mereka berkontribusi pada perekonomian Jepang.

2. Pelonggaran Kebijakan Imigrasi

Jepang secara tradisional dikenal dengan kebijakan imigrasi yang ketat.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah melonggarkan beberapa aturan ini untuk menarik lebih banyak pekerja asing.

Misalnya, pemerintah telah menyederhanakan proses mendapatkan visa kerja dan memperluas daftar industri yang memenuhi syarat untuk mempekerjakan pekerja asing.

Selain itu, Jepang memperkenalkan visa “Highly Skilled Professional”. Visa iut menawarkan manfaat seperti jalur cepat menuju status penduduk tetap dan kemampuan membawa anggota keluarga.

3. Dukungan untuk Pekerja Asing

Pemerintah Jepang membangun sistem dukungan untuk membantu pekerja asing beradaptasi dengan kehidupan di Jepang. Ini termasuk program pelatihan bahasa, sesi orientasi budaya, dan bantuan untuk perumahan serta layanan kesehatan.

Pemerintah daerah dan organisasi juga menyediakan sumber daya untuk membantu pekerja asing berintegrasi ke dalam komunitas mereka.

4. Fokus pada Mahasiswa Internasional

Jepang secara aktif mendorong mahasiswa internasional untuk belajar di negara tersebut, dengan harapan mereka akan tinggal dan bekerja setelah lulus.

Pemerintah telah menerapkan program untuk membantu mahasiswa internasional menemukan pekerjaan, termasuk pameran kerja, peluang magang, dan layanan konseling karir.

5. Upaya Meningkatkan Keseimbangan Kerja dan Kehidupan

Pemerintah Jepang berupaya mengatasi masalah terkait jam kerja yang panjang dan keseimbangan kerja-kehidupan untuk menjadikan Jepang lebih menarik bagi pekerja domestik maupun asing.

Inisiatif seperti mempromosikan telework atau work from home, mendorong penggunaan cuti berbayar. Hal itu juga menerapkan reformasi tenaga kerja bertujuan menciptakan lingkungan kerja yang lebih menarik.

Pemerintah Jepang sedang melakukan upaya signifikan. Inisiatif ini tidak hanya membantu mengatasi kekurangan tenaga kerja di Jepang, melainkan juga menjadikan negara ini tempat yang lebih ramah dan inklusif bagi talenta internasional.

Langkah tersebut bertujuan menjadikan Jepang tujuan yang lebih menarik bagi talenta internasional sembari mengatasi tantangan demografis negara tersebut.

Fasilitas Dari Pemerintah Jepang Ketika Kita Kerja di Jepang

Sumber : Kerja di Jepang

 

Cara Pilih LPK yang Tepat untuk Kerja di Jepang

Cara Pilih LPK yang Tepat untuk Kerja di Jepang

Cara Pilih LPK yang Tepat untuk Kerja di Jepang. Keputusan ini menjadi kunci untuk memastikan persiapanmu berjalan lancar dan peluang suksesmu semakin besar.

Keberadaan dari LPK ini terbilang cukup penting bagi calon pekerja, di mana LPK tersebut nantinya akan memberikan segala informasi dan juga bimbingan terhadap calon pekerja. Jadi, Anda tidak perlu mencari informasi secara mandiri sebelum pekerjaan dilakukan.

Cara Pilih LPK yang Tepat untuk Kerja di Jepang

Bagi kamu yang bercita-cita membangun karir di Jepang melalui program Ginou Jisshuu/SSW, memilih Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) menjadi langkah awal yang sangat penting.

Namun, hal yang perlu diperhatikan sebelum Anda menggunakan lembaga tersebut sebagai bersiapan kerja, maka ketahui terlebih dahulu tips memilih LPK. Keberlangsungan karir Anda saat ingin kerja di luar negeri berdasarkan dari lembaga yang dipilih.

Sebelum berangkat magang atau bekerja ke luar negeri, alangkah baiknya bagi Anda untuk mengetahui terlebih dahulu tips memilih LPK dengan baik. Dengan begitu perjalanan Anda sampai ke luar negeri bisa lebih lancar prosesnya.

Tentu ada syarat-syarat yang perlu dilakukan saat Anda akan mendaftarkan diri ke dalam lembaga tersebut. Namun, syarat-syarat yang perlu diikuti tersebut sebenarnya tidak sulit dilakukan, sehingga siapa saja dapat memenuhi syarat-syarat tersebut.

Sebenarnya ada beberapa hal yang dapat dilihat dari bagaimana Anda memandang lembaga tersebut. sedangkan, hal-hal yang menjadi indikasi tersebut tidaklah rumit, sehingga siapa saja bisa memilihnya dengan tepat.

Jika kamu bermimpi bekerja di Jepang, persiapan adalah kunci untuk meraih impian tersebut. Salah satu langkah penting dalam perjalanan ini adalah memilih Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang sesuai. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa faktor yang perlu kamu pertimbangkan ketika memilih LPK untuk membantu kamu mempersiapkan diri dan melangkah ke Jepang.

Cara Pilih LPK yang Tepat untuk Kerja di Jepang

Pentingnya Memilih LPK yang Tepat

Widy, WNI yang bekerja di Jepang, membagikan pengalamannya ketika pertama kali mencari LPK Jepang yang tepat.

Widy menyadari bahwa memilih LPK yang benar-benar terpercaya adalah langkah penting dalam mempersiapkan karirnya.

Ia mengandalkan informasi dari teman dan alumni LPK untuk memastikan bahwa lembaga pelatihan yang dipilihnya memiliki reputasi baik.

“Saya banyak mencari informasi dari teman-teman yang sudah bekerja di Jepang dan dari alumni LPK. Saya mendengar banyak cerita tentang kesulitan memilih lembaga pelatihan yang benar-benar bisa dipercaya,” jelas Widy.

Ia memahami bahwa LPK yang tepat harus memiliki pengalaman mengirimkan pekerja ke Jepang serta menyediakan pelatihan yang lengkap.

“Saya pastikan LPK yang saya pilih sudah berpengalaman mengirimkan pekerja ke Jepang dan memiliki sistem yang jelas untuk proses pendaftaran dan pelatihannya,” tambahnya.

Cara Pilih LPK yang Tepat untuk Kerja di Jepang

Langkah Memilih LPK Berdasarkan Pengalaman Widy

Dari pengalaman Widy, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk memilih LPK yang sesuai.

1. Mencari Informasi yang Tepat

Widy memulai prosesnya dengan bertanya kepada teman-teman yang sudah bekerja di Jepang dan alumni LPK. Cara ini membantunya mendapatkan gambaran yang jelas tentang kredibilitas lembaga tersebut.

2. Mengevaluasi Reputasi LPK

Salah satu fokus Widy adalah memastikan bahwa LPK yang ia pilih memiliki pengalaman dalam mengirimkan pekerja ke Jepang. Reputasi yang baik menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusannya.

3. Memastikan Kualitas Pelatihan

Pelatihan di LPK mencakup berbagai aspek, mulai dari pembelajaran bahasa Jepang hingga persiapan fisik dan mental. Hal ini membantu Widy merasa lebih siap menghadapi tantangan di tempat kerja Jepang.

4. Lihat Riwayatnya

Tips memilih LPK harus benar-benar diperhatikan oleh pendaftar yaitu melihatnya melalui riwayat lembaga sebelumnya. Apakah riwayat dari lembaga tersebut sudah baik atau belum karena hal tersebut pengaruhnya sangat besar.

Di internet terdapat banyak informasi mengenai hal tersebut, sehingga para calon pekerja magang bisa segera menemukan informasi tersebut dengan cepat. Tidak boleh sampai mengabaikan hal ini demi kelancaran karir Anda ke depannya.

Pastikan bahwa riwayat dari lembaga pelatihan kerja tersebut benar-benar cukup baik dan dibuktikan dari beberapa aspek. Misalnya, Anda bisa melihat dari pandangan para peserta sebelumnya atau melihat fasilitas-fasilitas untuk peserta di dalamnya.

5. Transparansi Pembayaran

Untuk mendaftarkan diri ke dalam lembaga pelatihan kerja ini tentu membutuhkan biaya dari para pesertanya. Sedangkan dengan cara ini menjadi tips memilih LPK secara akurat karena transparansi pembayaran tersebut bisa menjadi bukti yang cukup.

LPK dengan predikat profesional tidak akan menutup-nutup biaya yang harus diajukan kepada calon pendaftar. Apabila diketahui bahwa lembaga justru menutup biaya tersebut, maka Anda bisa beralih ke lembaga lainnya.

6. Izin Berdirinya Lembaga

Untuk tips memilih LPK yang berikutnya, Anda bisa mengetahui apakah lembaga tersebut resmi atau ilegal dengan cara melihat izin berdirinya lembaga. Bisa dikatakan mengetahui hal ini sangat penting, sehingga para calon pekerja bisa lebih tenang.

Sebuah lembaga yang resmi memiliki layanan serta fasilitas untuk para pendaftar, sehingga mereka tidak merasa bingung tentang apapun sebelum pekerjaan dilakukan. Misalnya saja lembaga tersebut akan memberikan pelatihan khusus sesuai bidang para calon pekerja tersebut.

7. Lakukan Konsultasi

Melakukan konsultasi sebelum mendaftarkan diri ke dalam lembaga pelatihan kerja tersebut juga terbilang cukup penting. Setidaknya Anda bisa menanyakan beberapa hal terkait registrasi, layanan, pendaftaran, dan informasi penting lainnya.

Cara Pilih LPK yang Tepat untuk Kerja di Jepang

Pelajaran dari Pengalaman Widy

Pengalaman Widy menekankan pentingnya melakukan riset mendalam sebelum memilih LPK.

Dengan memanfaatkan informasi dari alumni dan teman-temannya, ia berhasil menemukan lembaga pelatihan yang sesuai dengan kebutuhannya.

“Di LPK, kami tidak hanya belajar bahasa Jepang, melainkan juga pelatihan fisik untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan pekerjaan yang akan datang. Saya merasa bahwa semua ini membantu saya menjadi lebih siap, baik secara fisik maupun mental,” terang Widy.

Proses ini menunjukkan bahwa memilih LPK bukan hanya tentang tempat belajar, melainkan juga memastikan kesiapan untuk menghadapi dunia kerja di Jepang.

Memilih LPK yang tepat adalah langkah pertama menuju kesuksesan karir di Jepang.

Dengan memastikan reputasi, pengalaman, dan kualitas pelatihan yang diberikan, kamu bisa membangun fondasi yang kuat untuk masa depanmu.

Seperti yang dialami Widy, informasi yang benar dan keputusan yang matang akan membantumu menghadapi setiap tahapan dengan percaya diri.

Jadi, pastikan kamu memilih LPK yang benar-benar sesuai dengan tujuanmu.

Cara Pilih LPK yang Tepat untuk Kerja di Jepang

Sumber : Cara Pilih LPK

Bangunan Bersejarah di Ginza Jepang

Bangunan Bersejarah di Ginza Jepang

Bangunan Bersejarah di Ginza Jepang. Ginza adalah salah satu tujuan wisata utama di Tokyo. Di sini terdapat toko utama merek Jepang kelas dunia, department store mewah, dan toko barang dagangan lain-lain dari seluruh dunia. Ada juga aula tempat kamu dapat menikmati seni pertunjukan tradisional seperti Kabuki. Sebaliknya, ada galeri yang memamerkan seni mutakhir, dan Ginza adalah kota atraktif yang memadukan tradisi dan modernitas.

Ginza adalah kota yang terletak di sisi timur Tokyo. Fasilitas perbelanjaan dan restoran tersebar di persimpangan Jalan Ginza yang membentang dari timur laut ke barat daya, dan Jalan Harumi-dori yang membentang dari barat laut ke tenggara.

Bangunan Bersejarah di Ginza Jepang

Selanjutnya, Ginza secara kasar dibagi menjadi area 1-chome hingga 8-chome. Ginza 1-chome mengarah ke Stasiun Tokyo, dan 8-chome mengarah ke Stasiun Shinbashi dan Stasiun Shiodome.

Ginza yang telah bertransformasi sejak pembangunan kota batu bata pertamanya pada 1877 selalu menjadi simbol inovasi. Setiap bangunan baru di sini tidak hanya mencerminkan teknologi terkini, melainkan juga tren estetika terbaru dan visi ideal tentang pengembangan kota.

Ginza menyimpan banyak keajaiban arsitektural yang patut dikunjungi walau banyak bangunan dan tempat bersejarah terkenal hilang akibat beragam bencana besar.

Banyak bangunan bersejarah dan bangunan ikonik di Ginza hilang akibat bencana besar seperti gempa Kanto (1923) dan serangan udara Tokyo (1945), serta pembangunan kembali yang terus-menerus pasca perang.

Walau begitu, Ginza masih menyimpan banyak keajaiban arsitektural yang patut dikunjungi. Salah satu tokoh penting dalam sejarah arsitektur Ginza adalah Kenzo Tange, yang memimpin gerakan Metabolisme.

Bangunan karya Kenzo Tange dan arsitek terkemuka dari dalam dan luar negeri setelah tahun 2000, telah mengukuhkan Ginza sebagai salah satu kota dengan arsitektur paling terkenal di dunia.

Bangunan Bersejarah di Ginza Jepang

Kali ini Ohayo Jepang akan memperkenalkan 2 dari karya tersebut.

Bangunan bersejarah di Ginza

1. Ginza Place

Ginza Place adalah salah satu landmark terbaru di persimpangan Ginza dengan desain unik dan elegan. Di dalam Ginza Place terdapat banyak restoran, kafe, dan beer hall fashionable yang cocok dengan image landmark tersebut. Selain itu, di dalam bangunan terdapat juga galeri showroom Nissan dan Sony yang menunjukan evolusi teknologi Jepang yang unik. Jangan lupa kunjungi Ginza Place yang mempunyai koneksi langsung ke Stasiun Ginza!

Ginza Place, sebuah pengembangan komersial utama di distrik perbelanjaan Ginza yang terkenal di Tokyo, dapat dikatakan menempati lokasi pengembangan terkini yang paling menonjol di Jepang. Reputasi Ginza akan keanggunan dan kecanggihannya telah menjadikannya pusat budaya dan perdagangan Jepang selama lebih dari satu abad. Ginza Place melengkapi persimpangan pusat lingkungan tersebut dengan memperkenalkan fasad yang berani dan penuh perhitungan pada lanskap jalan.

Arsitektur Klein Dytham yang berpusat di Tokyo menangani fasad dan massa bangunan, dan ditugaskan untuk menciptakan wajah publik yang memadukan arsitektur di sekitarnya dan menangkap energi persimpangan tersebut. Pada saat yang sama, desain tersebut harus mencerminkan karakter distrik yang canggih. Ginza dikenal tidak hanya karena rumah mode dan galeri seni elitnya, tetapi juga karena koleksi bangunan kontemporernya yang terkenal. Banyak nama besar dalam arsitektur Jepang dan internasional telah membangun di Ginza.

Ginza Place, tempat bersejarah terbaru di persimpangan 4-chome tidak bergaya modern atau postmodern. Bangunan ini diselimuti mantel cahaya yang berubah-ubah dan tanda informasi pada eksteriornya yang berwarna putih seperti porselen.

Arsitektur di Ginza selalu mencerminkan perkembangan terbaru dalam kehidupan perkotaan. Mulai dari kekokohan Wako, transparansi Sanai, hingga ke permukaan Ginza Place yang mewakili era digital.

Oleh karena itu, kita harus selalu memperhatikan evolusi arsitektur di Ginza. Desain eksterior: Klein Dytham architecture
(2016). Alamat : 5-8-1 Ginza, Chuo-ku, Tokyo.

Website Resmi : https://ginzaplace.jp/

Bangunan Bersejarah di Ginza Jepang

2. Konparu-dori St.

Residensi Konparu, tempat tinggal mewah para pemain teater Noh yang berafiliasi langsung dengan shogunat Edo, dulunya berlokasi di Ginza 8-Chome. Residensi ini kemudian dipindahkan ke Kojimachi Zenkokujidani, yang sekarang dikenal sebagai 3/4-Chome Kojimachi, distrik Chiyoda. Namun, bekas lokasi residensi ini kemudian menjadi distrik kagai, sebuah area yang memanfaatkan hak istimewa khusus. Di sini, para geisha yang bekerja dikenal sebagai “Geisha Konparu.”

Ketika Jepang memasuki era Meiji pada 1868, area ini mulai ditandai oleh bangunan-bangunan bata. Meski begitu, distrik Geisha Konparu tetap beroperasi. Namun, pada 1923, gempa besar Kanto memicu kebakaran yang menghanguskan seluruh area, hanya menyisakan satu dinding bata.

Dinding bata ini kemudian digali pada 1988 di lokasi konstruksi bangunan. Sebagian dari dinding ini digunakan untuk mendirikan monumen yang didedikasikan untuk bekas area kota bata di Konparu-dori. Di hari-hari musim panas yang panas, Konparu-dori berubah menjadi panggung teater Noh yang mengadakan Takigi-noh, atau teater malam. Ini membuat nama “Konparu” benar-benar bersinar.

Kanparu-Dori St, karya arsitektur di Ginza, Tokyo, Jepang. Residensi Konparu, tempat tinggal mewah para pemain teater Noh yang berafiliasi langsung dengan shogunat Edo, dulunya berlokasi di Ginza 8-Chome.

Residensi ini kemudian dipindahkan ke Kojimachi Zenkokujidani, yang sekarang dikenal sebagai 3/4-Chome Kojimachi, distrik Chiyoda. Namun, bekas lokasi residensi ini kemudian menjadi distrik kagai, sebuah area yang memanfaatkan hak istimewa khusus.

Di sini, para geisha yang bekerja dikenal sebagai “Geisha Konparu.” Ketika Jepang memasuki era Meiji pada 1868, area ini mulai ditandai oleh bangunan-bangunan bata. Meski begitu, distrik Geisha Konparu tetap beroperasi.

Namun, gempa besar Kanto pada 1923 memicu kebakaran yang menghanguskan seluruh area, hanya menyisakan satu dinding bata.

Dinding bata ini kemudian digali pada 1988 di lokasi konstruksi bangunan. Sebagian dari dinding ini digunakan untuk mendirikan monumen yang didedikasikan untuk bekas area kota bata di Konparu-dori.

Di hari-hari musim panas yang panas, Konparu-dori berubah menjadi panggung teater Noh yang mengadakan Takigi-noh atau teater malam.  Ini membuat nama “Konparu” benar-benar bersinar.

  • Tahun penamaan: 1988
  • Alamat: 8 Chome, Ginza, Chuo-ku, Tokyo

Itulah 2 karya arsitektur di Ginza. Namun, Ginza masih memiliki banyak bangunan menarik lainnya.

Jika kamu ingin tahu lebih lanjut, silahkan cek Meqqe Book melalui https://meqqe.jp/books/1023595.

Bangunan Bersejarah di Ginza Jepang

Sumber : Bangunan Bersejarah di Ginza Jepang

 

Kain Tradisional Jepang Furoshiki, Ramah Lingkungan dan Estetis

Kain Tradisional Jepang Furoshiki, Ramah Lingkungan dan Estetis

Kain Tradisional Jepang Furoshiki, Ramah Lingkungan dan Estetis. Furoshiki merupakan selembar kain dengan bentuk persegi dan digunakan untuk membungkus serta membawa barang. Saat ini penggunaan kain sebagai pembungkus dinilai bermanfaat karena dapat mengurangi penggunaan tas plastik sebagai pembungkus yang kurang ramah lingkungan.

Kain itu bukan sembarang kain. Motifnya terlihat elegan dan artistik, memberi kesan khusus pada bekal makan siang tersebut. Furoshiki sering muncul dalam anime dan drama Jepang. Ternyata, benda ini lebih dari sekadar kain.

Kain Tradisional Jepang Furoshiki, Ramah Lingkungan dan Estetis

Furoshiki adalah kain tradisional Jepang berbentuk persegi yang digunakan untuk membungkus, menjinjing, dan menyimpan barang. Furoshiki merupakan teknik membungkus yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi penggunaan plastik.

Apa Itu Furoshiki?

Furoshiki adalah kain persegi yang sudah lama menjadi bagian penting dari budaya Jepang. Kain ini digunakan untuk membungkus dan membawa berbagai barang, mulai dari makanan hingga hadiah, pakaian, dan benda-benda besar.

Furoshiki umumnya terbuat dari katun, sutra, atau bahan lain. Ukurannya bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan penggunaannya. Kain ini sangat serbaguna misalnya untuk membungkus bento, membawa buku, atau bahkan sebagai syal atau tas dekoratif.

Kepraktisan dan keindahannya menjadikan furoshiki alat yang bernilai sepanjang sejarah Jepang. Pada masa Jepang kuno, membungkus sesuatu dianggap sebagai bentuk rasa hormat dan perhatian.

Membungkus barang, terutama hadiah, dengan cermat adalah cara untuk menunjukkan niat baik dan doa untuk kebahagiaan penerima. Perhatian dalam cara menyajikan sesuatu, baik itu hadiah atau barang sehari-hari, menjadi nilai penting dalam budaya Jepang. Furoshiki pun dihargai karena hal ini.

Kain Tradisional Jepang Furoshiki, Ramah Lingkungan dan Estetis

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang furoshiki:

Motif
Furoshiki biasanya memiliki motif hewan dan tumbuhan, serta pesan-pesan dan doa bahagia. Beberapa motif yang terkenal di antaranya adalah Tsuru-Kame (kura-kura), Chiku-Bai (pinus, bambu, atau plum), Asanoha Mon-Yoh (motif daun rami), dan Seigaha Mon-Yoh (motif ombak).

Ukuran
Furoshiki dengan ukuran besar dan lebar biasanya digunakan untuk membungkus barang-barang yang besar, seperti botol, semangka, kotak besar, dan tas belanja. Sedangkan furoshiki dengan ukuran kecil digunakan untuk membungkus hadiah, seperti amplop berisi uang, tissue, keranjang berukuran kecil, dan buku.

Bahan
Furoshiki dapat terbuat dari berbagai bahan, seperti katun, nylon, rayon, sifon, kain sutera, maupun bahan daur ulang.

Cara membungkus
Furoshiki dapat dibungkus dengan teknik yang praktis, elegan, dan hanya dalam hitungan detik. Teknik ini tidak memerlukan gunting dan hanya sedikit menggunakan selotip.

Sejarah
Furoshiki sudah ada sejak zaman Nara (710 hingga 794 M). Pada zaman Edo, furoshiki biasanya digunakan untuk membungkus pakaian saat berada di pemandian umum.

Setiap kain yang digunakan dalam Furoshiki memiliki pesannya tersendiri. Sehingga, masyarakat Jepang memiliki beberapa kain untuk Furoshiki yang memiliki motif, warna, dan bahan berbeda. Tergantung pada siapa yang akan menerima bungkusan Furoshiki tersebut.

Furoshiki, tak sekadar seni membungkus dengan kain saja. Lebih dari itu, seni ini juga sarat makna lewat kain yang digunakan. Ada pula beberapa motif yang paling banyak digunakan seperti, Tsuru-Kame (kura-kura) disimbolkan sebagai hewan berumur panjang, dan Chiku-Bai (pinus, bambu, atau plum) disimbolkan sebagai tumbuhan yang membawa kebahagiaan.

Beberapa motif lain yang terkenal untuk Furoshiki di antaranya, Asanoha Mon-Yoh (motif daun rami) melambangkan kehidupan yang sehat dan kuat lantaran tumbuhannya bisa tumbuh hingga satu atau dua meter, Seigaha Mon-Yoh (motif ombak) melambangkan kehidupan yang damai di masa depan, Uroko Mon-Yoh (motif sisik) sebagai pelindung atau jimat agar terhindar dari roh jahat, dan masih banyak lagi.

Kain Tradisional Jepang Furoshiki, Ramah Lingkungan dan Estetis

Furoshiki dan Keberlanjutan: Langkah Pengurangan Sampah

Hal paling menarik dari furoshiki, terutama di era sekarang, adalah aspek keberlanjutannya. Di tengah maraknya penggunaan plastik sekali pakai dan kemasan sekali pakai, furoshiki memberikan alternatif ramah lingkungan.

Menggunakan kain untuk membungkus dan membawa barang bisa mengurangi penggunaan kantong plastik dan kertas kado, yang banyak berkontribusi pada sampah. Selain ramah lingkungan, furoshiki juga menambah sentuhan estetika dalam kehidupan sehari-hari.

Praktik membungkus barang dengan furoshiki juga berkaitan dengan konsep mottainai (勿体無い). Istilah ini mengajarkan untuk tidak membuang apa pun dan memanfaatkan sumber daya sebaik mungkin.

Filosofi ini mendorong penggunaan sumber daya secara bijak, yang tercermin jelas dalam penggunaan furoshiki. Pengunaan kain ini secara berulang dan mewariskannya turun temurun dapat mengurangi bahan sekali pakai dan dampak terhadap lingkungan bisa dikurangi.

Ada banyak teknik melipat furoshiki yang menjadikan kain ini semakin menarik. Cara melipat furoshiki disesuaikan dengan barang yang dibungkus. Lipatannya dapat bervariasi tergantung pada barang yang dibungkus dan hasil yang diinginkan.

Misalnya, membungkus bento dengan furoshiki merupakan seni tersendiri. Ada lipatan khusus yang membantu mengamankan kotak sekaligus mempercantik tampilannya.

Kain Tradisional Jepang Furoshiki, Ramah Lingkungan dan Estetis

Kesimpulan: Merangkul Keindahan Furoshiki

Pengalaman dengan furoshiki membuat saya menghargai kepraktisan, keindahan, dan makna budayanya. Ini adalah cara kecil dan mendalam untuk memasukkan keberlanjutan ke dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sekaligus menghormati tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan memilih furoshiki untuk membungkus bento atau hadiah, kita tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menganut budaya perhatian dan keramahtamahan.

Ini adalah pengingat yang indah bahwa bahkan hal-hal yang paling sederhana, seperti sepotong kain persegi, dapat memberikan dampak yang bertahan lama pada dunia kita.

Kain Tradisional Jepang Furoshiki, Ramah Lingkungan dan Estetis

Sumber : Furoshiki

Peluang Karir Kerja di Jepang

Peluang Karir Kerja di Jepang

Peluang Karir Kerja di Jepang. Meskipun ada tantangan seperti hambatan bahasa dan perbedaan budaya, negara ini terus menarik bakat dari seluruh dunia. Jepang telah lama menjadi tujuan populer bagi para profesional asing yang mencari peluang karir unik dan pengalaman budaya yang berbeda.

Jepang, dengan perekonomiannya yang maju dan kebutuhan tenaga kerja yang terus meningkat, menawarkan peluang besar bagi tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia. Seiring dengan menurunnya populasi dan bertambahnya jumlah penduduk usia lanjut, Jepang menghadapi kekurangan tenaga kerja yang signifikan di berbagai sektor. Hal ini membuka peluang bagi tenaga kerja Indonesia yang memiliki keterampilan dan semangat kerja tinggi untuk mengisi kekosongan tersebut.

Peluang Karir Kerja di Jepang

Pemerintah jepang memang melakukan segala upaya untuk menarik pekerja asing. Beberapa diantaranya dengan menawarkan gaji tinggi, tunjangan, dan asuransi.

Akibat krisis tenaga kerja yang terjadi di negaranya, saat ini Jepang membutuhkan banyak tenaga kerja. Melansir dari antaranews, pemerintah Jepang menerima hingga 800 ribu pekerja asing di berbagai sektor hingga 5 tahun kedepan.

Sekadar informasi, upah minimum di Jepang merupakan yang tertinggi ke – 2 di Asia, yakni sekitar ¥171,520 atau hampir setara dengan 20 juta rupiah per bulan.

Kabar baiknya, lowongan pekerjaan di Jepang terbuka untuk berbagai jenjang pendidikan. Mulai dari lulusan SMA/K, S-1, S-2, hingga S-3.

Kamu tertarik bekerja di Jepang? Tapi bingung ingin bekerja di bidang apa? Jangan khawatir. Silakan baca artikel ini sampai tuntas. Karena di sini kamu akan mendapatkan informasi tentang pekerjaan yang dibutuhkan di Jepang dengan gaji tinggi.

Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa orang asing tetap tertarik bekerja di Jepang:

1. Peluang Kerja yang Lebih Luas untuk Orang Asing

Jepang termasuk dalam 5 besar untuk negara berekonomi terbesar di dunia, menawarkan berbagai peluang kerja di industri seperti teknologi, teknik, manufaktur, dan keuangan.

Selain itu, Jepang sedang mengalami kekurangan tenaga kerja akibat populasi yang menua. Akibatnya, terdapat peningkatan permintaan pekerja asing yang terampil di berbagai sektor.

2. Teknologi dan Inovasi Terkini

Jepang terkenal dengan kemajuan teknologi dan inovasinya. Bagi para profesional di bidang seperti robotika, kecerdasan buatan (AI), dan teknologi informasi, bekerja di Jepang memberikan kesempatan untuk berada di garis depan perkembangan mutakhir.

3. Pengalaman Budaya dan Kualitas Hidup

Jepang menawarkan perpaduan unik antara budaya tradisional dan modern, menjadikannya tempat yang menarik untuk tinggal dan bekerja.

Dari sistem transportasi umum kelas dunia hingga keamanan dan kebersihannya, Jepang menyediakan kualitas hidup yang tinggi. Pekerja asing sering menghargai kesempatan untuk merasakan budaya, kuliner, dan tradisi Jepang.

4. Pertumbuhan Karir dan Pengembangan Keterampilan

Bekerja di Jepang dapat menjadi pengalaman yang berharga untuk pertumbuhan karir. Budaya kerja di Jepang menekankan disiplin, kerja tim, dan perhatian terhadap detail. Hal itu dapat membantu para profesional asing mengembangkan keterampilan baru dan mendapatkan perspektif global.

5. Dukungan Pemerintah untuk Pekerja Asing

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Jepang telah memperkenalkan kebijakan untuk menarik lebih banyak pekerja asing, seperti program visa Specified Skilled Worker (SSW). Inisiatif ini mempermudah orang asing untuk mendapatkan pekerjaan dan menetap di Jepang.

6. Jaringan dan Peluang Global

Jepang merupakan rumah bagi banyak perusahaan multinasional. Pekerja asing kesempatan untuk membangun jaringan internasional dan mendapatkan pengalaman di lingkungan bisnis global.

Jepang tetap menjadi tujuan menarik bagi para profesional asing berkat industrinya yang inovatif dan pengalaman budaya yang kaya.

Meskipun ada tantangan dalam bekerja di Jepang, seperti beradaptasi dengan budaya kerja dan mempelajari bahasa, manfaatnya sering kali lebih besar daripada kesulitannya.

Bagi mereka yang mencari pengalaman karir yang unik dan bermanfaat, Jepang terus menjadi tanah peluang yang menawarkan pertumbuhan karir.

Selain itu, ada dukungan pemerintah dan kualitas hidup yang tinggi. Faktor tersebut menjadikan Jepang tujuan menarik bagi para profesional di seluruh dunia.

Peluang Karir Kerja di Jepang

Inilah 7 Pekerjaan yang Dibutuhkan di Jepang dengan Gaji Tinggi

Ada banyak lowongan pekerjaan di Jepang yang menawarkan gaji tinggi dengan peluang karier menjanjikan. Berikut ini adalah 7 bidang pekerjaan yang sudah kami rangkum.

1. Pekerja IT

Perkembangan teknologi di Jepang terbilang sangat pesat. Maka dari itu, pekerja bidang IT di Jepang akan sangat dibutuhkan.

Gaji yang diperoleh untuk pekerjaan bidang IT di Jepang adalah ¥500,000 – ¥600,000 atau setara dengan 53-63 juta rupiah per bulan.

2. Tenaga Medis dan Perawat Lansia

Bidang kesehatan juga menjadi sektor penting di Jepang. Bidang ini tidak boleh mengalami kekosongan tenaga kerja.

Untuk bidang kesehatan ini, Jepang membutuhkan banyak tenaga medis seperti dokter umum, spesialis, atau perawat lansia.

Adapun gaji bulanan yang bisa diperoleh jika menjadi dokter umum di Jepang adalah 800,000 – ¥1,200,000 atau sekitar 84-126 juta rupiah per bulan.

Sedangkan untuk perawat lansia akan memperoleh gaji ¥200,000 – ¥300,000 atau sekitar 21-32 juta rupiah per bulan.

3. Teknisi dan Pekerja Industri

Industri di Jepang terus mengalami peningkatan, terutama di bidang manufaktur. Maka dari itu, beberapa perusahaan besar seperti Toyota, Sony, dan Panasonic, akan selalu membutuhkan teknisi atau pekerja industri yang handal.

Jika kamu adalah lulusan teknik, bekerja di Jepang adalah pilihan tepat. Kisaran gaji teknisi atau mekanik di Jepang adalah ¥300,000 – ¥450,000 atau sekitar 32-47 juta rupiah per bulan.

Selain gaji tinggi, kamu juga akan mendapatkan jenjang karier yang sangat menjanjikan.

4. Penerjemah dan Pengajar Bahasa Asing

Dengan meningkatnya jumlah perusahaan internasional di Jepang, keberadaan penerjemah bahasa asing menjadi sangat dibutuhkan.

Terlebih lagi saat ini, anak-anak sekolah di Jepang juga sudah banyak yang diwajibkan untuk belajar bahasa asing seperti bahasa Inggris.

Selain bahasa Inggris, Jepang juga membutuhkan penerjemah dan pengajar untuk bahasa Mandarin dan Korea.

Jika kamu adalah penerjemah yang sudah tersertifikasi, kamu akan mendapatkan gaji yang lebih tinggi, yakni ¥250,000 – ¥400,000 atau sekitar 26-42 juta rupiah per bulan.

5. Pekerja Industri Kreatif Seperti AI

Jepang dikenal dengan industri kreatifnya yang sudah mendunia. Mulai dari animasi, komik, hingga AI. Hal inilah yang membuat bidang kreatif menjadi pekerjaan yang juga dibutuhkan di Jepang.

Jika kamu adalah seorang game developer, animator, desainer grafis, atau pengembang AI, maka Jepang adalah salah satu tempat yang tepat untuk mengasah skill dan mengembangkan kariermu.

Gaji yang ditawarkan di bidang kreatif ini juga cukup fantastis. Untuk pekerja di bidang animasi atau desain, gaji yang diperoleh adalah ¥250,000 – ¥400,000 atau sekitar 26-42 juta rupiah per bulan.

Sedangkan pekerja bidang AI akan mendapatkan gaji yang lebih tinggi, yakni ¥500,000 – ¥800,000 atau sekitar 53-84 juta rupiah per bulan.

6. Manajemen Bisnis dan Akuntan

Semakin banyaknya perusahaan besar dan perusahaan rintisan di Jepang membuat kebutuhan akan akuntan dan pekerja di bidang ilmu manajemen bisnis menjadi sangat dibutuhkan.

Gaji pekerja di bidang manajemen bisnis (manajer proyek) di Jepang adalah ¥600,000 – ¥1,000,000 atau sekitar 63-105 juta rupiah per bulan.

Sedangkan gaji untuk akuntan (junior) adalah ¥250,000 – ¥400,000 atau sekitar 26-42 juta rupiah per bulan.

7. Pekerja Bidang Robotika dan Otomasi

Sebagaimana sudah kita ketahui bersama, Jepang sering menjadi pelopor dalam bidang robotik dan otomatisasi. Hal inilah yang membuat kedua bidang ini menjadi pekerjaan dengan gaji tinggi yang dibutuhkan di Jepang.

Banyak ahli memprediksi bahwa bidang robotik dan otomatisasi akan menjadi bidang pekerjaan yang sangat dibutuhkan di masa depan. Pasalnya, kedua bidang ini sangat berperan penting dalam menciptakan berbagai inovasi.

Gaji yang akan diperoleh di bidang robotik dan otomatisasi adalah ¥300,000 – ¥500,000 atau sekitar 32-53 juta rupiah per bulan.

Jepang menawarkan berbagai peluang kerja bagi tenaga kerja asal Indonesia di sektor-sektor yang sangat membutuhkan tenaga kerja asing. Dengan program visa yang lebih terbuka dan inisiatif pemerintah yang mendukung, peluang bagi pekerja Indonesia di Jepang semakin besar.

Namun, penting bagi para pekerja untuk mempersiapkan diri dengan baik, baik dari segi bahasa, keterampilan, maupun pemahaman budaya, untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan maksimal dan menghadapi tantangan yang mungkin muncul.

Jika kamu serius ingin bekerja di Jepang, hal penting yang harus kamu siapkan adalah kemampuan bahasa Jepang. Pasalnya, bahasa Jepang digunakan sebagai bahasa utama dalam kehidupan sehari-hari.

Peluang Karir Kerja di Jepang

Sumber : Peluang Karir Kerja di Jepang

Apa Itu Kizukai? Konsep Budaya Kerja di Jepang

Apa Itu Kizukai? Konsep Budaya Kerja di Jepang

Apa Itu Kizukai? Konsep Budaya Kerja di Jepang. Dengan memahami etika dan budaya kerja di Jepang, kamu akan lebih mudah beradaptasi dan mendapatkan kesan yang baik di lingkungan kerja. Berikut adalah delapan poin utama mengenai budaya kerja di Jepang yang perlu kamu ketahui.

Apakah kamu tertarik untuk bekerja di Jepang? Budaya kerja di Jepang tentu berbeda dengan kebiasaan kerja di Indonesia. Dengan gaji dan tunjangan yang lebih menjanjikan, bekerja di Jepang menjadi impian bagi banyak pelamar kerja. Selain itu, pengalaman bekerja di perusahaan kelas dunia juga menjadi nilai tambah yang tidak ternilai.

Apa Itu Kizukai? Konsep Budaya Kerja di Jepang

Jepang dikenal dengan industrinya yang maju, terutama di bidang otomotif dan teknologi. Kesuksesan ini tidak lepas dari prinsip dan budaya kerja mereka yang menekankan disiplin dan semangat kerja tinggi sejak dini. Sayangnya, Jepang juga menghadapi masalah kekurangan tenaga kerja, sehingga mereka membuka peluang bagi pekerja asing, termasuk dari Indonesia.

Budaya kerja di Jepang memiliki karakteristik yang khas dan sangat berbeda dengan negara lain. Memahami budaya ini sangat penting bagi para profesional yang ingin bekerja di Jepang atau di perusahaan Jepang.

Kizukai (気遣い) merupakan konsep budaya kerja orang Jepang yang melibatkan pertimbangan terhadap orang lain atau serupa basa-basi di Indonesia.

Hal itu memainkan peran penting dalam menjaga keharmonisan antarmanusia.

Walau kizukai bukan istilah yang familiar tetapi itulah sesuatu yang dipraktikkan oleh hampir semua orang Jepang, khususnya di lingkungan profesional.

Jadi, apa sebenarnya kizukai?

Apa Itu Kizukai?

Pada intinya, kizukai diterjemahkan menjadi “pertimbangan,” “kepedulian,” atau “kehati-hatian” dalam Bahasa Indonesia. Namun, konsep ini lebih dari sekadar perhatian.

Inti dari kizukai terletak pada membuat orang lain merasa diakui dan dihargai dengan memikirkan posisi atau situasi mereka.

Orang Jepang menyebutnya aite no tachiba wo kangaete (相手の立場を考えて), atau “berpikir dari sudut pandang orang lain”.

Konsep ini diungkapkan melalui tindakan, kata-kata, dan bahkan penggunaan bahasa yang sopan.

Ini bukan hanya tentang bersikap sopan, melainkan menunjukkan perhatian yang tulus dan menciptakan rasa harmoni dalam interaksi.

Konsep yang Akrab di Indonesia

Sebagai orang Indonesia, saya perhatikan bahwa kizukai memiliki padanan yang serupa dalam budaya asal saya.

Di Indonesia, kami sering menyebutnya basa-basi, suatu bentuk komunikasi sopan dan penuh perhatian yang menumbuhkan hubungan yang baik.

Misalnya, saya ingat ibu saya sering mengungkapkan rasa terima kasih kepada tetangga kami, seorang pembuat makanan ringan.

Ibu saya mengatakan sesuatu seperti, “Ya ampun, terima kasih telah memberikan ini kepadaku meskipun kamu sangat sibuk!”

Tindakan pengakuan dan rasa terima kasih yang kecil ini menciptakan rasa hangat dan harmoni, seperti halnya kizukai di Jepang.

Apa Itu Kizukai? Konsep Budaya Kerja di Jepang

Kizukai di Tempat Kerja Jepang

Ilustrasi tiga rekan kerja sepantaran atau disebut douki dalam Bahasa Jepang. Dalam hierarki jabatan di Jepang, douki merupakan sebutan untuk kolega yang bergabung dengan perusahaan dalam periode yang sama dengan kita.

Di tempat kerja Jepang, kizukai merupakan bagian penting dari interaksi sehari-hari.

Saya pernah berbicara dengan seorang kolega senior Jepang yang menjelaskan betapa pentingnya mempertimbangkan keadaan orang lain, terutama saat meminta bantuan.

Misalnya, jika kamu perlu menjadwalkan pertemuan dengan rekan kerja yang jadwalnya padat, biasanya kamu akan mengetahui situasinya dengan mengatakan sesuatu seperti:

“お忙しいところすみませんが、ちょっとお時間大丈夫ですか?”
(“Maaf mengganggumu saat kamu begitu sibuk, tapi bisakah kamu meluangkan sedikit waktu untukku mengenai masalah ini?”)

Setelah pertemuan, kamu akan menindaklanjuti dengan:
“お忙しいところありがとうございました。”
(“Terima kasih banyak telah hadir meskipun jadwal Anda sibuk.”)

Dengan menunjukkan itu, kamu menyadari dan menghargai usaha mereka.

Kamu membuat orang lain merasa dihargai dan dihormati. Hal ini pada gilirannya menumbuhkan rasa keharmonisan dan saling pengertian.

Sifat Timbal Balik dari Kizukai

Hal yang menarik tentang kizukai adalah bahwa ini bukanlah upaya sepihak.

Menurut pengalaman saya, orang yang dimintai bantuan sering kali menanggapinya dengan rendah hati, dengan mengatakan hal-hal seperti:

“いえいえ、大丈夫ですよ。”
(“Tidak, tidak, tidak apa-apa.”)
atau
“そんなに忙しくなかったですよ。”
(“Lagipula aku tidak terlalu sibuk.”)

Kerendahan hati ini (kenkyo, 謙虚) adalah lapisan lain dari kizukai yang membantu menjaga suasana harmonis dan penuh hormat.

Apa Itu Kizukai? Konsep Budaya Kerja di Jepang

Mengapa Kizukai Penting

Kizukai lebih dari sekadar norma budaya melainkan cara membangun dan memelihara hubungan yang positif.

Dengan memperhatikan situasi orang lain dan menunjukkan pertimbangan yang tulus, kamu menunjukkan rasa hormat dan berkontribusi pada lingkungan yang lebih harmonis.

Jika kamu bekerja di Jepang, mempraktikkan kizukai bukan hanya tentang bersikap sopan melainkan juga menciptakan rasa saling menghormati dan pengertian.

Orang Jepang secara alami memperhatikan orang lain, menjadikan kizukai sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka.

Jadi, ketika kamu berada di Jepang, baik di tempat kerja maupun lingkungan sosial, cobalah mempraktikkan kizukai.

Ini adalah gerakan kecil yang dapat membuat perbedaan besar dalam membina keharmonisan dan membangun hubungan yang bermakna.

Itulah etika dan budaya kerja di Jepang yang perlu kamu ketahui. Memahami etika dan budaya Jepang akan membantumu lebih mudah beradaptasi dengan pekerjaan di Negeri Sakura.

Apa Itu Kizukai? Konsep Budaya Kerja di Jepang

Sumber : Budaya Kerja di Jepang

Tips Cara Memperkenalkan Diri dalam Bahasa Jepang

Tips Cara Memperkenalkan Diri dalam Bahasa Jepang

Tips Cara Memperkenalkan Diri dalam Bahasa Jepang. Dalam Bahasa Jepang, terdapat beberapa frasa yang kerap digunakan ketika melakukan perkenalan diri. Secara umum, perkenalan diri dalam Bahasa Jepang menggunakan kalimat sederhana karena hanya menyebutkan nama dan asal.

Dikutip dari buku “Panduan Pintar Bahasa Jepang” karya Primasari N. Dewi, perkenalan diri dalam Bahasa Jepang disebut jiko-shoukai. Saat melakukan perkenalan, orang Jepang biasanya menatap lawan bicara dan membungkukkan badan ke arah lawan bicara.

Tips Cara Memperkenalkan Diri dalam Bahasa Jepang

Perkenalan diri merupakan cara terpenting untuk memulai interaksi dengan orang lain. Baik menggunakan Bahasa Indonesia, Bahasa Jepang, atau bahasa asing lainnya. Dalam budaya Jepang perkenalan diri diawali dengan memperkenalkan nama lalu diikuti dengan hal lainnya. Selain itu, ada juga beberapa aturan tertentu yang harus dilakukan sebelum melakukan perkenalan diri.

Budaya membungkukkan badan saat perkenalan itu disebut ojigi. Secara aturan, semakin tinggi kedudukan lawan bicara, maka diharuskan untuk semakin membungkuk. Ojigi juga bisa dilakukan dalam keadaan lain misalnya meminta maaf, ungkapan terima kasih dan sebagainya.

Baik dalam suasana formal maupun kasual, mengetahui cara menyesuaikan perkenalan diri adalah kuncinya.

Memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang merupakan keterampilan penting yang membantu menjalin hubungan dan menunjukkan rasa hormat terhadap budaya Jepang.

Tips Cara Memperkenalkan Diri dalam Bahasa Jepang

Frasa Bahasa Jepang yang Sering Digunakan Dalam Perkenalan Diri

Dalam Bahasa Jepang, terdapat beberapa frasa yang kerap digunakan ketika melakukan perkenalan diri. Secara umum, perkenalan diri dalam Bahasa Jepang menggunakan kalimat sederhana karena hanya menyebutkan nama dan asal.

1. Hajimemashite

Kata hajimemashite bisa diartikan menjadi ‘”apa kabar?” atau “perkenalkan”. Kata tersebut menjadi kalimat sapaan yang digunakan saat mengawali perkenalan diri. Biasanya kata hajimemashite diikuti juga dengan nama panggilan, asal, status dan juga hobi.

2. Watashi No Namae Wa

Kalimat ini memiliki arti yaitu “Nama saya….”. Frasa ini digunakan untuk menyebut nama ketika memperkenalkan diri dalam Bahasa Jepang. Frasa watashi no namae wa juga merupakan kalimat lanjutan dari kata hajimemashite. Dalam beberapa percakapan, frasa ini diganti dengan to yonde kudasai yang berarti “panggil saya….”.

3. Kara Kimashita

Frasa yang satu ini merupakan salah satu kalimat lanjutan dari kata hajimemashiteKara kimashita dalam Bahasa Indonesia berarti “saya berasal dari…”. Kalimat ini menjadi Frasa Bahasa Jepang yang sering digunakan dalam perkenalan diri selain menyebutkan nama.

4. Douzo Yoroshiku Onegaishimasu

Frasa douzo yoroshiku onegaishimasu berarti “senang berkenalan dengan Anda”. Kalimat ini diucapkan untuk menutup perkenalan diri. Terkadang, frasa ini cukup diucapkan singkat saja yaitu yoroshiku onegaishimasu.

Berikut panduan lengkap bagi orang asing tentang cara memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang, dengan contoh untuk konteks formal maupun kasual.

1. Struktur Dasar Perkenalan Diri dalam Bahasa Jepang

Dalam bahasa Jepang, perkenalan diri atau 自己紹介 (jiko shōkai) biasanya mengikuti struktur berikut:

  1. Salam
  2. Nama
  3. Kewarganegaraan/Pekerjaan
  4. Rincian Tambahan (opsional)
  5. Pernyataan Penutup

Tingkat formalitas akan menentukan bahasa dan ekspresi yang Anda gunakan.

2. Perkenalan Diri Secara Santai

Perkenalan santai cocok untuk suasana informal, seperti bertemu teman atau teman sebaya. Berikut ini contohnya:

こんにちは! わたしはエミです。 インドネシアからきました。 歌うことが大好きです。 よろしく!

Konnichiwa! Watashi wa Emi desu. Indonesia kara kimashita. Utau koto ga daisuki desu. Yoroshiku!

Hai! Saya Emi. Saya dari Indonesia. Saya suka bernyanyi. Senang berkenalan dengan Anda!

Poin penting:

  • Awali dengan sapaan santai, seperti konnichiwa (halo).
  • Gunakan ~desu setelah namamu untuk menunjukkan kesopanan tanpa terlalu formal.
    ~kara kimashita berarti “Saya berasal dari” dan digunakan untuk menunjukkan kewarganegaraan atau asal Anda.
  • Bagikan hobi atau minat untuk membuat perkenalan lebih menarik.
  • Akhiri dengan yoroshiku (cara santai untuk mengatakan “tolong perlakukan saya dengan baik”).

3. Perkenalan Diri Secara Formal

Perkenalan diri secara formal digunakan dalam situasi profesional atau terhormat, seperti di tempat kerja, sekolah, atau saat bertemu seseorang yang berstatus lebih tinggi.

Contoh:

わたしはエミと申します。 インドネシア出身です。 現在、日本語を学んでいます。 どうぞよろしくお願いいたします。

Watashi wa Emi to mōshimasu. Indonesia shusshin desu. Genzai, Nihongo wo manande imasu. Dōzo yoroshiku onegai itashimasu.

Nama saya Emi. Saya dari Indonesia. Saat ini, saya sedang belajar bahasa Jepang. Saya mengharapkan dukungan baik Anda.

Poin penting:

  • Gunakan ~to mōshimasu alih-alih desu untuk memperkenalkan nama secara formal.
  • Tambahkan nama keluargamu terlebih dahulu, karena ini merupakan kebiasaan dalam situasi formal.
    ~shusshin desu menunjukkan asal atau kota asal.
  • Cantumkan konteks, seperti pekerjaan atau alasan kamu berada di Jepang.
  • Akhiri dengan dōzo yoroshiku onegai itasimasu untuk penutup yang sangat sopan.

4. Tips Tambahan untuk Orang Asing

  1. Berlatih Pengucapan: Pengucapan dalam bahasa Jepang mudah, tetapi melatih nama Anda dalam katakana dapat membantu penutur asli memahami Anda dengan lebih baik.
  2. Beradaptasi dengan Konteks: Ukur tingkat formalitas berdasarkan lingkungan dan orang yang Anda ajak bicara.
  3. Bersikaplah Hormat: Bungkukkan badan sedikit saat memperkenalkan diri dalam suasana formal.
  4. Tersenyumlah dan Bersikaplah Ramah: Sikap yang hangat sangat penting dalam memberikan kesan positif.

5. Kosakata dan Frasa yang Perlu Diingat

Berikut ini beberapa frasa dan kata yang berguna untuk memperkenalkan diri:

Bahasa Jepang

Romaji

Arti

こんにちは

Konnichiwa

Hai/halo

私は ~ です

Watashi wa ~ desu

Saya adalah/Nama saya adalah …

~ からきました

~ kara kimashita

Saya berasal dari …

よろしく

Yoroshiku

Senang bertemu dengan kamu/Anda (kasual)

どうぞよろしくお願いします

Dōzo yoroshiku onegaishimasu

Saya menantikan dukungan Anda (formal)

Dengan frasa dan contoh ini, kamu dapat memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang dengan percaya diri, baik dalam situasi formal maupun informal.

Tips Cara Memperkenalkan Diri dalam Bahasa Jepang

Contoh Perkenalan Diri Dalam Bahasa Jepang

Untuk lebih jauh mengetahui cara perkenalan diri dalam Bahasa Jepang, berikut ini beberapa contoh yang bisa Anda gunakan:

1. Contoh perkenalan singkat

Hajimemashite, Itadori Yuji desu, koukou sannensei desu, douzo yoroshiku onegaishimasu.

(Salam kenal, saya adalah Itadori Yuji kelas 3 SMA, senang berkenalan denganmu)

2. Contoh perkenalan tentang kehidupan pribadi

Ohayou gozaimasu. Hajimemashite Watashi wa Ari to desu Ari to yonde kudasai Baritou kara kimashita; Kotoshi wa nijuuyon sai ni narimasu. Shumi wa ongaku wo kiku koto desu. Douzo yoroshiku onegaishimasu.

(Selamat pagi perkenalkan nama saya Ari. Panggil saya Ari. Saya berasal dari pulau Bali. Tahun ini saya akan berumur 24 tahun. Hobi saya mendengarkan musik. Senang berkenalan dengan Anda)

3. Contoh perkenalan tentang pekerjaan

Hajimemashite, Korosensei to iimasu, kyoushi o shite imasu, douzo yoroshiku onegaishimasu

(Salam kenal nama saya Eren, saya sedang bekerja sebagai pengajar/guru. senang berkenalan dengan Anda)

4. Contoh perkenalan tentang hobi

Minasan ni oaidekiteureshdesu. Shkai, watashinonamaeha Rakasiwi. Watashi wa utai, hon o yomu no ga sukidesu. Watashi no katsud wa imaya kimyna shigotodesu. Izen wa zutto kansha shite imasu. Minasan ni oaidekiteureshdesu.

(Senang bertemu dengan kalian. Perkenalkan, nama saya Rakasiwi. Saya hobi bernyanyi dan membaca buku. Aktivitas saya sekarang adalah pekerja serabutan. Terimakasih banyak sebelumnya. Senang berkenalan dengan kalian)

5. Contoh perkenalan tentang asal daerah

Watashi wa jibun jishin o shkai shitai. Watashinonamaeha Fikri Rustamandesu. Watashi wa Higashi Jawa-sh no rumajan shusshindesu. Watashi no shumi wa tsuridesu. Minasan ni oaidekiteureshdesu.

(Halo teman-teman. Saya ingin memperkenalkan diri. Nama saya Fikri Rustaman. Saya dari Lumajang, Jawa Timur. Hobi saya adalah memancing. Senang berjumpa dengan kalian)

6. Contoh perkenalan diri tentang pendidikan

Watashi wa jibun jishin o shkai shitai. Watashinonamaeha Anggita Savitridesu. Watashi wa 20-saidesu. Watashi wa pun daigaku no gakuseidesu. Watashi wa kkogaku-sha ni naritai. Watashi wa kekkon shite inai. Watashi wa Bandon no apto de ryshin to issho ni sunde imasu.

(Saya ingin memperkenalkan diri. Nama saya Anggita Savitri. Saya berusia 20 tahun. Saya seorang mahasiswa di Universitas Terbuka. Saya ingin menjadi seorang Arkeolog. Saya belum menikah. Saya tinggal bersama kedua orang tua di sebuah apartemen yang berada di Bandung)

Itulah beberapa contoh perkenalan diri dalam Bahasa Jepang yang bisa Anda gunakan untuk berbagai tujuan atau kebutuhan. Semoga membantu!

Berlatihlah secara teratur, kamu akan segera menjalin hubungan yang langgeng dan meninggalkan kesan yang baik!

Tips Cara Memperkenalkan Diri dalam Bahasa Jepang

Sumber : Belajar Bahasa Jepang

Tips Kerja Pertama Kali di Perusahaan Jepang

Tips Kerja Pertama Kali di Perusahaan Jepang

Tips Kerja Pertama Kali di Perusahaan Jepang. Tahun pertama sangat penting untuk membangun fondasi yang kuat, memahami budaya perusahaan, dan membangun hubungan baik dengan rekan kerja.

Apakah Anda terpesona dengan pemikiran untuk bekerja di Jepang, di mana Anda dapat membenamkan diri dalam perpaduan yang kaya antara tradisi kuno dan teknologi mutakhir?

Tips Kerja Pertama Kali di Perusahaan Jepang

Jepang, dengan penjajaran unik antara yang kuno dan kontemporer, menawarkan banyak peluang kerja bagi mereka yang ambisius dan mudah beradaptasi. Selami artikel ini untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang elemen-elemen penting untuk berkembang di Jepang.

Kami akan membahas topik mulai dari keterampilan bahasa yang penting, prospek pekerjaan hingga persyaratan visa dan menemukan keseimbangan yang tepat antara kehidupan profesional dan pribadi Anda. Salah satu sumber daya paling berharga selama masa ini adalah rekan kerja senior, atau “senpai.”

Berhasil menavigasi budaya kerja di Jepang membutuhkan pemahaman dan penghormatan terhadap kebiasaan dan harapannya yang unik. Ketepatan waktu sangat dihargai di tempat kerja orang Jepang. Tiba tepat waktu, atau lebih baik lagi, sedikit lebih awal, dipandang sebagai tanda rasa hormat dan komitmen terhadap pekerjaan Anda.

Meninggalkan pekerjaan di depan atasan atau kolega Anda biasanya tidak disukai. Bahkan jika Anda telah menyelesaikan tugas Anda untuk hari itu, biasanya tetap tinggal sampai hari kerja berakhir secara resmi. Keberangkatan lebih awal seringkali hanya dilakukan dengan penjelasan yang sopan dan permintaan maaf.

Jika Anda jatuh sakit dan perlu cuti sakit, harap minta maaf atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh ketidakhadiran Anda terhadap sesama karyawan. Ini merupakan cerminan dari pola pikir kolektif budaya kerja Jepang, di mana kebutuhan kelompok diprioritaskan daripada kebutuhan individu.

Bepergian, baik untuk bekerja atau bersantai, sering kali melibatkan kebiasaan ‘omiyage’. Sekembalinya dari perjalanan, biasanya Anda membawa pulang hadiah kecil untuk rekan kerja Anda, terutama saat bekerja di perusahaan Jepang. Token ini, biasanya makanan ringan atau suvenir lokal, adalah cara untuk berbagi pengalaman Anda dengan tim Anda dan mengungkapkan pertimbangan Anda selama ketidakhadiran Anda.

Ini hanyalah beberapa nuansa budaya yang akan Anda temui dalam budaya kerja Jepang. Dengan memahami dan mematuhi praktik-praktik ini, Anda akan menavigasi perjalanan profesional Anda di Jepang dengan lebih mudah dan sukses.

Tips Kerja Pertama Kali di Perusahaan Jepang

Berikut ini beberapa kiat tentang cara memanfaatkan tahun pertama kamu sebaik-baiknya dengan mengumpulkan senior secara efektif. Memulai karier di perusahaan Jepang bisa jadi menyenangkan sekaligus menantang.

1. Pahami Hubungan Senpai-Kohai

Dalam budaya kerja Jepang, hubungan senpai-kohai (senior-junior) merupakan dinamika yang penting. Senpai ada untuk membantu dan membimbing kamu.

Namun, kamu juga bertanggung jawab untuk menunjukkan rasa hormat dan kemauan belajar.  Bersikaplah sopan, penuh perhatian, dan hargai waktu serta nasihat mereka.

2. Ajukan Pertanyaan dan Cari Bimbingan

Jangan ragu meminta bantuan senior saat kamu tidak yakin tentang sesuatu. Mereka pernah berada di posisi kamu sebelumnya dan dapat memberikan wawasan berharga.

Namun, pastikan kamu melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepada kamu terlebih dahulu. Coba selesaikan masalah kamu sendiri sebelum meminta masukan mereka. Ini menunjukkan inisiatif dan rasa hormat terhadap waktu mereka.

3. Amati dan Pelajari

Perhatikan dengan saksama bagaimana senior menangani tugas, berkomunikasi, dan menavigasi tempat kerja. Mengamati perilaku mereka dapat mengajarkanmu banyak hal tentang ekspektasi perusahaan dan aturan tidak tertulis.

Meniru pendekatan mereka dapat membantu kamu beradaptasi lebih cepat dengan lingkungan kerja. Jika bahasa Jepang merupakan kendala utama, kamu bisa meniru cara berbicara seniormu. 

4. Tunjukkan Kemampuan untuk Bangun Kepercayaan

Tunjukkan kepada senior kamu bahwa kamu dapat dipercaya dengan menyelesaikan tugas tepat waktu dan memberikan pekerjaan yang berkualitas.

Menjadi dapat diandalkan akan mendorong mereka untuk mempercayai kamu dan menginvestasikan lebih banyak waktu dalam membimbingmu.

5. Ucapkan Terima Kasih

Selalu ucapkan terima kasih kepada senior kamu atas bimbingan dan dukungan mereka.

Ucapan “ありがとうございます” (arigatou gozaimasu) yang sederhana sangat berarti dalam menunjukkan penghargaan kamu.

Membangun hubungan yang positif dengan senpai kamu dapat menghasilkan lingkungan kerja yang lebih mendukung dan kolaboratif.

Ilustrasi tiga rekan kerja sepantaran atau disebut douki dalam Bahasa Jepang. Dalam hierarki jabatan di Jepang, douki merupakan sebutan untuk kolega yang bergabung dengan perusahaan dalam periode yang sama dengan kita.

6. Bersikap Terbuka Terhadap Umpan Balik

Tahun pertama adalah masa belajar. Kritik membangun dari senior menjadi kesempatan untuk berkembang. Terimalah masukan dengan baik dan gunakan masukan tersebut untuk meningkatkan keterampilan dan kinerjamu. 

Kesimpulan

Tahun pertama di perusahaan Jepang adalah waktu untuk belajar, beradaptasi, dan berkembang. Dengan mengandalkan senior, kamu dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan berharga yang akan membantu pekerjaan di perusahaan.

Ingatlah untuk mendekati hubungan senpai-kohai dengan rasa hormat, rasa terima kasih, dan kemauan untuk belajar. Dengan bimbingan mereka dan kerja kerasmu, kamu akan berada di jalur yang tepat untuk berkembang di tempat kerja baru.

Tips Kerja Pertama Kali di Perusahaan Jepang

Semoga bermanfaat 🙂

Sumber : https://jobsinjapan.com/working-in-japan/succeed-in-japanese-work-culture-tips-for-working-in-japan