Apa Itu Budaya Komunikasi Tatemae? Simak Manfaat dan Tipsnya

oleh | Jun 10, 2025 | Artikel, Pekerjaan | 0 Komentar

Apa Itu Budaya Komunikasi Tatemae, Budaya Komunikasi Tatemae, Komunikasi Tatemae, Tatemae

Apa Itu Budaya Komunikasi Tatemae? Simak Manfaat dan Tipsnya. Tatemae (建前) adalah konsep budaya Jepang yang mengacu pada perilaku, pendapat, atau ekspresi publik yang ditunjukkan seseorang, yang mungkin berbeda dengan perasaan atau pemikiran pribadi mereka yang sebenarnya (disebut honne).

Singkatnya, tatemae adalah “muka publik” atau “apa yang diharapkan untuk dikatakan/dilakukan,” terutama dalam situasi sosial atau profesional. Ini adalah cara untuk menjaga keharmonisan, menghindari konflik, dan memenuhi harapan sosial atau kelompok.

Komunikasi itu penting banget untuk hubungan kita di kantor, dengan teman, bahkan dalam interaksi sehari-hari. Tapi, di Jepang, ada banyak aturan tak tertulis yang bikin cara orang mengekspresikan diri jadi kompleks. Apalagi untuk orang asing, salah satu aturan ini yaitu tatemae kelihatan gampang tapi ternyata tidak mudah dikuasai.

Artikel ini bakal membahas apa itu tatemae berdasarkan pengalaman pribadi, bedanya dengan konsep lain, dan strategi praktis biar kamu bisa menguasainya tanpa salah langkah.

Apa Itu Budaya Komunikasi Tatemae? Simak Manfaat dan Tipsnya

Tatemae dalam Konteks Sosial

Dinamika sosial Jepang sering kali menyeimbangkan dua ide yang saling melengkapi:


  • Honne (本音): Perasaan atau pendapat seseorang yang sebenarnya.
  • Tatemae (建前): “Wajah” atau sikap publik yang ditunjukkan untuk menjaga keharmonisan.

Selain itu, ada juga istilah omoiyari (思いやり) yaitu pertimbangan terhadap orang lain”) dan kidzukai (気遣い) artinya memperhatikan posisi seseorang. Kedua hal itu menunjukkan nilai budaya yang mengutamakan rasa saling hormat.

Tapi, tatemae ini beda sendiri karena dia memformalkan jarak antara apa yang dirasakan dan apa yang diucapkan. Kata tatemae secara harfiah artinya “fasad yang kamu bangun.”

Bayangkan saja sebagai topeng sopan santun yang dirancang untuk meredakan potensi gesekan. Konsep tatemae sekilas mungkin terdengar manipulatif. Namun, tatemae sebenarnya berakar dari keinginan untuk menjaga kekompakan kelompok, sesuatu yang banyak budaya juga punya, tapi di Jepang ini lebih menonjol.

Orang Jepang menerapkan tatemae, senyum dan ucapan sopan yang tidak sesuai kata hati, tujuannya untuk menjaga keharmonisan.

Contoh Tatemae dalam Keseharian

1. Ayo kita ke sini lagi!

楽しかったですね、また来ましょう

“Tadi seru deh, ayok kita datang lagi kapan-kapan!”

Di banyak budaya, ajakan seperti ini menunjukkan niat tulus. Tapi di Jepang, sering kali cuma berfungsi sebagai bentuk kesopanan saja. Ada rekan kerja saya yang dibesarkan di lingkungan yang lebih blak-blakan dengan pengaruh Amerika pernah menganggap ini beneran.

Setelah karaoke dan makan malam yang seru, dia kirim pesan ke orang yang selenggarakan acara, “Kapan kita pergi lagi?” Jawabannya? Bingung. Enggak ada rencana tersembunyi, cuma tatemae yang sopan.

Baca :  Inilah Batas Umur Kerja di Jepang

2. “Saya akan pikir lagi tentang itu.”

考えておきます

“Saya akan mempertimbangkannya.” Frasa ini bisa berarti pertimbangan serius atau penolakan halus.

Kalau kamu mengajak kenalan ke pesta lalu mereka menjawab “kangaete okimasu”, jangan kaget kalau mereka diam-diam enggak datang daripada bilang terang-terangan. Itu cara yang lebih halus untuk bilang “tidak” tanpa bikin salah satu pihak malu.

Apa Itu Budaya Komunikasi Tatemae? Simak Manfaat dan Tipsnya

Alasan Tatemae Penting dan Cara Mengatasinya

1. Menjaga Keharmonisan

Tatemae itu bukan penipuan, tapi penjaga keharmonisan.

Orang Jepang saling melindungi perasaan dan menjaga solidaritas kelompok dengan menghindari penolakan yang kasar atau kritik yang pedas.

2. Menguraikan Maksud Tersirat

Lama-lama, kamu bakal belajar membaca maksud tersirat. Perhatikan konteksnya:

  • Kedekatan hubungan: Teman dekat mungkin lebih gampang beralih ke honne.
  • Nada dan bahasa tubuh: “kangaete okimasu” yang ragu-ragu dengan senyum maksa sering kali menunjukkan nggak minat.
  • Tindak lanjut: Kalau enggak ada rencana konkret setelah kalimat “ayo kita lakukan ini lagi,” anggap saja itu cuma isyarat, bukan janji.

Respons dengan Anggun

Kalau kamu curiga ada tatemae, jangan memaksa untuk detail. Sebaliknya, balas saja kesopanan mereka:

  • Ungkapkan terima kasih: 楽しかったですね。(Tanoshii desu ne./Menyenangkan, ya.)
  • Biarkan pintu terbuka: またお誘いください。(Mata osasoi kudasai./Tolong undang saya lagi kapan-kapan.)

Pendekatan ini mengakui kesopanan mereka tanpa memaksakan komitmen yang canggung.

Contoh Umum Tatemae:

  • Pujian berlebihan: Memberikan pujian yang mungkin sedikit dilebih-lebihkan untuk menyenangkan orang lain atau menjaga suasana positif, meskipun mungkin ada keraguan pribadi.
  • Menyetujui secara verbal: Mengatakan “ya” atau mengangguk setuju dalam rapat, padahal secara pribadi memiliki keberatan atau ide yang berbeda.
  • Berbicara secara tidak langsung: Menggunakan bahasa yang ambigu atau tidak langsung untuk menyampaikan penolakan atau ketidaksetujuan, daripada mengatakan “tidak” secara langsung.
  • Senyum palsu: Tersenyum meskipun merasa tidak nyaman atau marah, untuk menjaga penampilan yang sopan dan profesional.
  • Menerima tawaran yang tidak diinginkan: Menerima tawaran makanan atau minuman lagi meskipun sudah kenyang, demi kesopanan.

Apa Itu Budaya Komunikasi Tatemae? Simak Manfaat dan Tipsnya

Merangkul Keseimbangan Tatemae dan Honne

Saya pernah bekerja lingkungan yang koleganya sering berbicara blak-blakan agar enggak ada salah paham. Dari situ, saya sadar kalau tatemae ini memang tricky tapi bukan berarti enggak bisa diatasi. Kuncinya adalah jangan terlalu memikirkan setiap kalimat sopan.

Kecuali ada komitmen jelas (misalnya, tanggal dan waktu), anggap saja banyak kesopanan sosial itu cuma isyarat niat baik, bukan perjanjian. Pada akhirnya, memahami tatemae bakal bikin pengalamanmu di Jepang makin kaya. Hal ini salah satu bagian dari cakupan budaya yang lebih luas termasuk untuk omoiyari, honne, dan kidzukai; semuanya menekankan empati, rasa hormat, dan harmoni sosial.

Baca :  Tips Cara Ubah Visa Pelajar ke Visa Kerja di Jepang

Jadi, saat lain kali kamu mendengar “また来ましょう” (mata kimashou/Ayo datang lagi) senyum saja, nikmati momennya, dan tahu kalau kamu bagian dari percakapan yang punya banyak nuansa.

Manfaat Komunikasi Tatemae

Penggunaan tatemae memiliki beberapa manfaat penting, terutama dalam masyarakat yang menghargai harmoni kelompok dan menghindari konfrontasi langsung:

  • Menjaga Harmoni Kelompok (和 – Wa): Ini adalah manfaat utama. Tatemae membantu menghindari konflik terbuka, gesekan, dan ketidaknyamanan. Dengan menampilkan wajah publik yang sesuai, seseorang berkontribusi pada suasana yang damai dan kooperatif.
  • Menghindari Kehilangan Muka (面子 – Men-boku): Baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Tatemae melindungi reputasi dan harga diri individu dengan tidak mempermalukan atau mengkritik secara langsung.
  • Memfasilitasi Hubungan Sosial yang Lancar: Ketika semua orang memahami dan mempraktikkan tatemae, interaksi sosial menjadi lebih predikabel dan kurang berpotensi menimbulkan ketegangan.
  • Menunjukkan Rasa Hormat: Menggunakan tatemae sering kali merupakan bentuk penghormatan kepada orang lain, terutama atasan atau senior. Ini menunjukkan bahwa Anda menghargai posisi mereka dan tidak ingin menantang mereka secara terbuka.
  • Mempertahankan Konsensus: Dalam kelompok, tatemae membantu mencapai konsensus, meskipun mungkin ada perbedaan pendapat pribadi. Ini memungkinkan keputusan untuk diambil dan pekerjaan untuk dilanjutkan tanpa hambatan yang mencolok.
  • Melindungi Privasi: Dalam beberapa kasus, tatemae digunakan untuk menjaga privasi pribadi dan tidak mengungkapkan terlalu banyak tentang diri sendiri kepada orang yang tidak dikenal atau dalam situasi yang tidak pantas.

Tips Mengidentifikasi dan Menggunakan Komunikasi Tatemae

Menguasai tatemae sebagai orang asing bisa menjadi tantangan, tetapi berikut adalah beberapa tips:

Tips Mengidentifikasi Tatemae (sebagai pendengar/pengamat):

  • Perhatikan Bahasa Tubuh dan Ekspresi Non-Verbal: Seringkali, honne (perasaan sebenarnya) akan bocor melalui bahasa tubuh, ekspresi mikro, atau nada suara, meskipun tatemae diucapkan secara verbal.
  • Perhatikan Konteks dan Hubungan: Semakin formal situasinya atau semakin tinggi hierarki lawan bicara, semakin besar kemungkinan mereka menggunakan tatemae. Dengan teman dekat atau keluarga, honne lebih mungkin muncul.
  • Dengarkan Apa yang Tidak Dikatakan: Orang Jepang sering berkomunikasi secara tidak langsung. Jika jawaban terasa terlalu umum, ambigu, atau tidak langsung (misalnya, daripada “tidak,” mereka mengatakan “itu mungkin sulit”), ada kemungkinan tatemae sedang digunakan.
  • Cari Tanda-tanda Penghindaran: Jika seseorang mengubah topik, memberikan jawaban yang tidak relevan, atau terlalu banyak tersenyum ketika diminta untuk memberikan pendapat, itu bisa menjadi tanda tatemae.
  • Aizuchi dan Tatemae: Jangan salah mengira aizuchi (yang hanya menunjukkan perhatian) sebagai persetujuan honne sepenuhnya.
  • Pahami Budaya Penolakan Tidak Langsung: Daripada “tidak,” mereka mungkin mengatakan “itu agak sulit,” “mari kita pikirkan lagi,” atau “saya akan mempertimbangkannya.” Ini seringkali berarti “tidak.”
Baca :  Tentang Tokutei Gino : Perawat Lansia - Kaigo

Tips Menggunakan Tatemae (sebagai pembicara):

  • Utamakan Harmoni: Pikirkan bagaimana perkataan atau tindakan Anda akan memengaruhi suasana kelompok. Prioritaskan menjaga harmoni di atas mengungkapkan setiap pemikiran pribadi secara blak-blakan.
  • Gunakan Bahasa yang Sopan dan Tidak Langsung: Jika Anda harus menyampaikan sesuatu yang negatif atau menolak, gunakan frasa yang lebih lembut dan tidak langsung.- Daripada “Saya tidak setuju,” coba “Saya menghargai ide Anda, tetapi apakah kita bisa mempertimbangkan sudut pandang lain?” atau “Mungkin ada beberapa tantangan dengan pendekatan itu.”
    – Daripada “Itu ide yang buruk,” coba “Itu ide yang menarik, tetapi mungkin membutuhkan lebih banyak pertimbangan.”
  • Pertimbangkan Posisi dan Perasaan Orang Lain: Sebelum berbicara, pikirkan bagaimana perkataan Anda akan diterima oleh orang lain, terutama mereka yang senior atau memiliki status lebih tinggi.
  • Jangan Terlalu Jujur Secara Blak-blakan (terutama di awal): Dalam banyak situasi sosial atau profesional, kejujuran yang terlalu frontal bisa dianggap tidak sopan atau bahkan agresif. Pelajari untuk membaca situasi dan mengungkapkan honne hanya ketika Anda merasa aman dan nyaman.
  • Gunakan Aizuchi dengan Tepat: Meskipun aizuchi bukan tatemae, penggunaannya yang tepat menunjukkan Anda memahami tatemae lawan bicara dan terlibat dalam percakapan yang harmonis.
  • Pelajari dari Pengalaman: Menguasai tatemae adalah proses yang berkelanjutan. Amati bagaimana orang Jepang berinteraksi dan belajarlah dari pengalaman Anda sendiri.

Memahami tatemae adalah kunci untuk navigasi yang sukses dalam komunikasi dan hubungan sosial di Jepang, baik dalam konteks pribadi maupun profesional.

Selamat menikmati perjalananmu di Jepang dan nikmati senyuman di permukaan serta koneksi yang lebih dalam yang mereka sembunikan.

Apa Itu Budaya Komunikasi Tatemae? Simak Manfaat dan Tipsnya

Sumber : kompas.com


Indeks Artikel

Artikel Berita Terbaru

Written by

Related Posts

Tips Kerja Pertanian di Jepang

Tips Kerja Pertanian di Jepang

Tips Kerja Pertanian di Jepang. Jepang adalah salah satu negara maju dengan inovasi unggul di bidang pertanian. Negara ini telah banyak berkontribusi dalam penelitian untuk menciptakan teknologi modern yang mendukung efisiensi dan keberlanjutan pertanian. Namun,...

baca lainnya

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *