Tips Kerja Pertanian di Jepang. Jepang adalah salah satu negara maju dengan inovasi unggul di bidang pertanian. Negara ini telah banyak berkontribusi dalam penelitian untuk menciptakan teknologi modern yang mendukung efisiensi dan keberlanjutan pertanian. Namun, dengan mayoritas pekerja pertanian berusia lanjut, Jepang kini membuka peluang besar bagi generasi muda, termasuk pekerja asing, untuk berkarir di sektor ini.
Jepang tidak hanya dikenal sebagai negara maju dengan teknologi canggih dan industri manufaktur yang unggul, tetapi juga sektor pertanian yang menjadi salah satu pilar utama perekonomiannya. Meski memiliki lahan yang terbatas, Jepang mampu mengoptimalkan hasil pertanian melalui penerapan teknologi modern dan metode yang efisien.
Bagi pekerja asing, termasuk dari Indonesia, sektor pertanian di Jepang menawarkan peluang besar dengan berbagai keuntungan menarik. Teknologi canggih, lingkungan kerja yang mendukung, serta kesempatan mempelajari sistem pertanian berkelanjutan menjadi daya tarik utama untuk berkarier di sektor ini.
Lina Rokayah, yang akrab disapa Teh Rina, mengungkapkan tips untuk lolos bekerja dalam program Tokutei Ginou atau Specified Skilled Worker (SSW) dan program magang (Ginou Jisshu). Ia, yang telah menjadi petani di Jepang selama lebih dari 20 tahun, sering mewawancarai calon pekerja asal Indonesia untuk ditempatkan di perusahaan yang dikelolanya, Matsubara Farm, di Prefektur Toyama.
Tips Kerja Pertanian di Jepang
Menurutnya, ada empat hal yang perlu diperhatikan oleh calon pekerja sebelum mendaftar kerja di sektor pertanian.
1. Mahir Bahasa Jepang Level N4
Calon pekerja wajib belajar dan menguasai Bahasa Jepang level JLPT N4 atau JFT A2. Ketika bekerja, Rina menekankan bahwa semua pekerjanya akan diarahkan dalam Bahasa Jepang, meskipun saat berada di ladang.
“Kalau dari Teh yang pertama itu SSW harus lulus N4 dulu ya, atau JFT A2,” ujarnya kepada Ohayo Jepang, Selasa (20/5/2025). Ia mencontohkan bahwa pekerja yang tidak terlalu mahir dalam berbahasa Jepang akan kesulitan mendapatkan arahan dari atasan, apalagi jika ternyata arahannya sederhana dan kemudian salah.
“Di sini nanti banyak terbentur, ya. Dalam pekerjaan juga gitu kan. Kita kan apa-apa komunikasi dengan Bahasa Jepang, jadi kesiapan bahasa itu sangat-sangat penting sekali,” kata Rina.
2. Latih Komunikasi untuk Wawancara
Lulusan Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini memberikan penekanan bahwa calon pekerja harus sudah mempersiapkan semuanya saat momentum wawancara kerja. Dalam wawancara, baik Tokutei Ginou maupun magang, kelancaran berkomunikasi akan sangat disoroti.
Rina sering melihat kemampuan berkomunikasi calon pekerjanya. Sebisa mungkin pada tahap ini, para pekerja sudah mempersiapkan pemahaman bahasa dan melatih jawaban pada setiap pola pertanyaan yang kemungkinan besar muncul saat wawancara.
“Jadi, Bahasa Jepang itu bukan hanya tulisannya saja. Dia bisa enggak berkomunikasi? Itu yang dilihat,” tuturnya.
Daun bawang merupkan produksi unggulan Matsubara Farm milik petani Jepang asal Indonesia, Lina Rokayah, dan suaminya.
3. Persiapkan Fisik
Kesiapan fisik diperlukan bagi calon pekerja yang berminat pada sektor pertanian. Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) biasanya akan mempersiapkan ketahanan fisik calon pekerja sektor pertanian.
“Kesiapan fisik juga dilihat, ya. Kan biasanya kalau dari LPK, dia akan dilatih, misalnya dilatih lari dan lain sebagainya. Push-up itu juga dilihat,” ujar Rina.
4. Praktik Pertanian di Indonesia
Calon pekerja sebaiknya mempelajari dan bahkan terlibat langsung dalam praktik pertanian di Indonesia, agar memahami alur kerja di sektor ini, mulai dari proses pembibitan hingga perawatan tanaman. Menurut Rina, poin ini merupakan aspek paling krusial dalam proses seleksi penerimaan. Bagian ini menilai sejauh mana calon pekerja memahami dan mampu menjelaskan sistem pertanian saat wawancara.
“Walaupun dia misalnya latar belakangnya bukan pertanian daun bawang, tapi Teh bisa melihat apakah dia ada keseriusan atau ketertarikan terhadap pertanian,” ucap Rina.
“Ini tips ya, Teh suka mengulik lebih dalam ke pembicaraan itu, kalau orang yang concern atau tertarik di pertanian pasti akan memahami,” tambahnya.
Bekerja di sektor pertanian Jepang bisa menjadi pengalaman yang menarik dan menjanjikan, terutama mengingat Jepang menghadapi masalah penuaan populasi dan kekurangan tenaga kerja di bidang ini. Berikut adalah tips dan strategi untuk bekerja di sektor pertanian di Jepang:
Tips Kerja Pertanian di Jepang
I. Persyaratan dan Kualifikasi Utama
- Visa Tokutei Ginou (Specified Skilled Worker – SSW) Bidang Pertanian: Ini adalah jalur utama bagi pekerja asing di sektor pertanian.
– Ujian Keterampilan: Anda harus lulus ujian keterampilan khusus untuk bidang pertanian. Ujian ini menguji pengetahuan dan keterampilan dasar yang dibutuhkan, seperti penanaman, perawatan, panen, dan pengelolaan hasil pertanian.
– Kemampuan Bahasa Jepang: Ini sangat krusial. Minimal JLPT N4 atau setara dengan JFT Basic A2. Semakin tinggi level bahasa Jepang Anda (N3, N2), semakin baik peluang Anda dan semakin mudah Anda beradaptasi. Instruksi kerja, komunikasi dengan rekan kerja dan atasan, serta pemahaman budaya akan sangat bergantung pada kemampuan bahasa.
– Kesehatan Fisik dan Mental: Pekerjaan pertanian seringkali berat dan membutuhkan stamina. Anda akan menjalani pemeriksaan kesehatan. Pastikan Anda dalam kondisi prima.
– Catatan Kriminal Bersih: Anda harus memiliki catatan kriminal yang bersih dan memenuhi persyaratan imigrasi Jepang lainnya.
– Usia: Umumnya, calon pekerja berusia 18-35 tahun, meskipun beberapa sumber menyebutkan hingga 40 tahun. - Pendidikan dan Pengalaman:
– Pendidikan Minimal SMA/SMK: Sebagian besar program mensyaratkan pendidikan minimal SMA/SMK atau sederajat.
– Latar Belakang Pertanian: Memiliki latar belakang pendidikan di bidang pertanian (SMK Pertanian, jurusan agribisnis) atau pengalaman kerja sebelumnya di sektor pertanian akan menjadi nilai tambah.
II. Strategi Pencarian Kerja dan Program
- Melalui Agensi Perekrutan Resmi (Sending Organization/SO):
– Ini adalah cara paling umum dan aman bagi pekerja dari Indonesia. Banyak agensi perekrutan di Indonesia bekerja sama dengan perusahaan pertanian di Jepang.
– Pilih Agensi Terpercaya: Pastikan agensi yang Anda pilih memiliki reputasi baik, terdaftar resmi, dan memiliki izin dari Kementerian Tenaga Kerja. Cari tahu track record mereka.
– Proses: Agensi biasanya akan membantu Anda dalam proses pendaftaran, pelatihan (bahasa dan keterampilan), persiapan ujian, hingga pengajuan visa. - Program Magang (Technical Intern Training Program – TITP):
– Meskipun fokusnya adalah transfer keterampilan, banyak pekerja Indonesia yang masuk melalui program ini dan kemudian beralih ke visa Tokutei Ginou setelah menyelesaikan masa magang.
– Gaji untuk program magang mungkin sedikit lebih rendah dibandingkan Tokutei Ginou, tetapi ini bisa menjadi pintu masuk untuk mendapatkan pengalaman di Jepang. - Belajar Mandiri dan Ujian:
– Jika Anda memiliki kemampuan bahasa Jepang yang memadai (JLPT N4/JFT Basic A2) dan keahlian pertanian, Anda bisa mendaftar langsung untuk ujian keterampilan SSW Pertanian (misalnya melalui Prometric). Namun, mencari sponsor perusahaan di Jepang tanpa agensi akan lebih sulit.
III. Persiapan Tambahan dan Adaptasi
- Tingkatkan Kemampuan Bahasa Jepang Secara Aktif:
– Jangan hanya fokus pada ujian, tetapi juga pada kemampuan komunikasi praktis. Pelajari kosakata pertanian, frasa kerja, dan cara berkomunikasi efektif di lingkungan kerja.
– Banyak instruksi di tempat kerja akan menggunakan bahasa Jepang. Semakin baik Anda memahami, semakin efisien dan aman kerja Anda. - Pahami Jenis Pekerjaan Pertanian:
– Pekerjaan pertanian di Jepang mencakup berbagai bidang:
– Pertanaman: Budidaya padi, sayuran (di ladang atau rumah kaca), buah-buahan. Meliputi penanaman, perawatan (menyiram, memupuk, mengendalikan hama), dan panen.
– Peternakan: Pemeliharaan hewan (sapi, babi, ayam), produksi susu, pemrosesan daging.
– Pengolahan Hasil Panen: Pembersihan, penyortiran, pengemasan, dan distribusi.
– Pahami tugas spesifik yang akan Anda lakukan karena ini akan bervariasi. - Kesiapan Fisik dan Mental:
– Pekerjaan ini seringkali dilakukan di luar ruangan, terpapar cuaca, dan memerlukan kekuatan fisik serta ketahanan.
– Jaga kesehatan dan stamina Anda.
– Jam kerja bisa panjang, terutama saat musim panen. Anda mungkin akan banyak bekerja lembur. - Pahami Budaya Kerja Jepang:
– Disiplin dan Tepat Waktu: Ini sangat ditekankan.
– Etos Kerja Tinggi: Orang Jepang dikenal pekerja keras dan perfeksionis.
– Horenso (報告-melapor, 連絡-menginformasikan, 相談-konsultasi): Pentingnya komunikasi yang efektif dengan atasan dan rekan kerja.
– Tatemae dan Honne: Pahami konsep komunikasi publik (tatemae) dan perasaan pribadi (honne) untuk navigasi sosial yang lebih baik.
– Keamanan Kerja: Ikuti semua prosedur dan instruksi keamanan dengan cermat. Jepang sangat ketat dalam hal ini. - Persiapan Finansial:
– Meskipun gaji di Jepang menjanjikan (rata-rata gaji bulanan untuk SSW pertanian bisa berkisar ¥150.000 – ¥250.000, sekitar Rp15 juta – Rp25 juta per bulan, tergantung lokasi dan pengalaman), siapkan dana awal untuk kebutuhan tak terduga sebelum gaji pertama turun.
– Biaya hidup di Jepang bisa bervariasi. Banyak pekerja pertanian ditempatkan di daerah pedesaan yang biaya hidupnya lebih rendah dibandingkan kota besar. Kadang-kadang, akomodasi disediakan atau disubsidi oleh perusahaan. - Manfaatkan Teknologi:
– Pertanian di Jepang modern dan sering menggunakan teknologi canggih (misalnya sistem irigasi otomatis, drone untuk penyemprotan pestisida, rumah kaca dengan kontrol iklim). Bersiaplah untuk belajar dan beradaptasi dengan teknologi ini.
Tantangan yang Mungkin Dihadapi:
Homesick: Jauh dari keluarga dan teman bisa jadi tantangan.
- Gegar Budaya: Perbedaan budaya bisa menimbulkan kejutan dan kesulitan adaptasi.
- Komunikasi: Meskipun sudah belajar bahasa, mungkin ada kendala komunikasi di awal.
- Tuntutan Fisik: Pekerjaan yang berat dan jam kerja panjang.
- Lingkungan Pedesaan: Mungkin lebih sepi dan fasilitas hiburan tidak sebanyak di kota.
Meskipun ada tantangan, bekerja di sektor pertanian Jepang menawarkan gaji yang kompetitif, pengalaman berharga dalam teknologi pertanian modern, dan kesempatan untuk menabung. Pastikan Anda melakukan riset menyeluruh dan mempersiapkan diri dengan baik.
Tips Kerja Pertanian di Jepang
Sumber : kompas.com
0 Komentar