Budaya Minum Sake Jepang yang Masuk UNESCO

oleh | Mei 29, 2025 | Artikel, Seputar Jepang, Wisata | 0 Komentar

Budaya Minum Sake Jepang, Minum Sake Jepang, Sake Jepang, Budaya Minum Sake

Budaya Minum Sake Jepang yang Masuk UNESCO. Mungkin bagi sebagian orang, Sake hanyalah minuman beralkohol yang dibuat dari besar, tetapi bagi orang Jepang, itu adalah budaya yang harus dimiliki setiap hari. Bagi orang Jepang, sake bukan hanya minuman; itu adalah budaya yang dibawa dari generasi ke generasi.

Sake, minuman beralkohol khas Jepang, memiliki tradisi dan makna yang kuat. Ini bukan hanya minuman, tetapi juga simbol budaya, tradisi, dan rasa persatuan.

Budaya Minum Sake Jepang yang Masuk UNESCO

Sake, yang terbuat dari beras, bukan hanya minuman populer di Jepang; itu adalah biji-bijian paling berharga di negara itu. Ini juga memainkan peran penting dalam banyak tradisi dan budaya Jepang.

Jepang adalah negara kepulauan yang membentang sepanjang 3000 km dari utara ke selatan, di tepi timur Asia. Karena lokasi dan wilayahnya, Jepang memiliki sumber daya alam yang beragam.

Fondasi budaya Jepang berpusat pada rasa hormat dan pemujaan terhadap alam dan leluhur. Orang Jepang memberikan persembahan kepada dewa yang menguasai alam dan roh leluhur untuk menghormati mereka dan meminta kemakmuran serta perlindungan sebagai balasannya.


Dikutip dari detik.com, Eko Trisno, seorang ahli sake asal Indonesia menjelaskan budaya minum Jepang yang sudah mendarah daging. Orang-orang Jepang memang punya kebiasaan minum di rumah. “Sekitar 60% orang Jepang menyediakan sake di rumah,” ucapnya pada Selasa (27/5).

Baca :  Work Life Balance Perusahaan di Jepang, Selamat Tinggal, Lembur!

Walau tidak minum di rumah, orang-orang Jepang biasanya akan tetap minum saat makan di luar. Budaya inilah yang menjadi akar dan membuat Sake semakin menarik untuk dikuliti.

Budaya Minum Sake Jepang yang Masuk UNESCO

Sake merupakan minuman tradisional asal Jepang yang terbuat dari beras. Meskipun bahan dasarnya adalah beras, Sake memiliki beragam rasa yang kompleks tergantung pada jenis dan gaya pembuatannya.

Setiap variasi memiliki karakteristik unik, seperti Nigori yang cenderung lebih pekat atau Futsushu yang terasa lebih ringan. Perbedaan ini berasal dari jenis beras dan metode yang digunakan dalam proses produksinya.

Mulai bergelut di bidang Sake sejak tahun 2012, Eko yang bekerja di PT Tirtamas Usaha Makmur, rutin bertandang ke Jepang setiap tahun. Memiliki sertifikat sebagai seorang ahli untuk mencicip sake, ia dituntut untuk kenal semua jenis Sake hanya dengan mencium aroma dan melihat warna sake. “Sake itu menjadi teman dari makanan itu sendiri,” ucapnya.

Sake memiliki 4 kategori yaitu manis, medium fruity, medium dry dan full bodied (ada alkohol tambahan)

Baca :  Syarat Kerja di Jepang Bidang Pertanian, Berikut Visanya

“Jadi dry itu sebenarnya di sini maksudnya itu setelah diminum itu after taste-nya itu ada bitter, rasa pahitnya yang pertama terasa,” jelasnya.

Untuk orang Indonesia atau pemula biasanya cocok dengan sake manis. Pemula udah pasti startnya manis. Sake Junmai bisa menjadi pilihan bagi mereka yang suka manis.

“Kemudian menginjak ke level atasnya itu adalah Junmai Ginjo. Itu sudah pasti medium fruity. Nah, kemudian di atasnya lagi ada yang premium, itu namanya Junmai Daiginjo,” katanya.

Budaya Minum Sake Jepang yang Masuk UNESCO

Eko menjelaskan bahwa saat minum sake, orang Jepang akan memilih menu makanan yang sesuai. Jika ingin minum sake manis, menu makannya adalah sashimi atau ramen dengan kuah miso.

Sementara menu makanan dengan cita rasa spicy (berbumbu) akan cocok dengan sake medium fruity atau medium dry. Minuman manis akan kalah dengan rasa makanan yang berbumbu kuat (savory), sehingga rasa sake tidak akan terasa lagi.

“Seperti wine, budaya minum sake itu juga pairing dengan makanannya,” jelasnya.

Cara minum sake juga mirip-mirip dengan Wine. Saat Sake dituangkan, baui aromanya, lalu sesap sedikit untuk menikmatinya. Jenis sake medium biasanya akan mengeluarkan rasa buah-buahan dengan rasa pahit sedikit setelahnya.

Baca :  Cara Pembayaran Gaji dan Aturan Uang Lembur di Jepang

Melihat status sake yang masuk dalam Situs Warisan Dunia Tak Benda UNESCO, perkembangan sake di Indonesia termasuk signifikan, kata Eko. Penikmatnya telah berkembang di Indonesia.

“Di Indonesia penikmatnya bukan orang-orang Jepang saja, malahan 80% adalah orang Indonesia,” kata pria yang dijuluki Sake Guy itu.

Kedepannya, ia berharap agar mereka yang tertarik dengan Sake tak hanya sekedar minum, tapi mau mengenal basic knowledge. Mulai dari asal usulnya yang berasal dari beras, cara pembuatan, hingga kadar alkohol dan cara menikmatinya.

“Semoga orang-orang Indonesia semakin banyak yang mau belajar,” pungkasnya.

Budaya Minum Sake Jepang yang Masuk UNESCO

Sumber : travel.detik.com/travel-news/d-7938259/mengenal-sake-budaya-minum-jepang-yang-masuk-unesco

 


Indeks Artikel

Artikel Berita Terbaru

Written by

Related Posts

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno Kunjungi Kindai University High School di Jepang, Pelajari Praktik Pendidikan Berbasis AI

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno Kunjungi Kindai University High School di Jepang, Pelajari Praktik Pendidikan Berbasis AI

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno Kunjungi Kindai University High School di Jepang, Pelajari Praktik Pendidikan Berbasis AI. Tujuan dari kunjungan ke Kindai University High School adalah untuk melakukan studi banding...

baca lainnya

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *